Jejamo.com, Bandar Lampung – Konser Seni Amal bertajuk Lampung untuk Rohingya akan digelar pada Rabu, 27/9/2017, di gedung Mahligai Agung Pascasarjana Universitas Bandar Lampung (UBL). Berbagai persiapan mulai dilakukan untuk kesuksesan acara kemanusiaan ini.
”Kami bermaksud mengundang seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam even ini. Termasuk mengundang rekan-rekan media,” ujar Sekretaris Umum Panitia Ida Rachmawati dalam rilis yang diterima jejamo.com, Sabtu, 16/9/2017.
Menurutnya, partisipasi seluruh masyarakat Lampung diperlukan karena acara ini bukan hanya hajat Himpunan Alumni (HA) IPB. Namun lebih mengedepankan sikap masyarakat provinsi ini terhadap krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Rohingya. ”Ribuan orang mengungsi dan ratusan orang tewas dalam tragedi kemanusiaan tersebut,” jelasnya.
Terpenting, bagi HA IPB persoalan Rohingya tidak bisa selesai dengan kecaman atau pernyataan sikap saja. Butuh aksi konkret untuk membantu korban kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di sana. ”Karena itulah kami menajadikan Konser Seni Amal ini dengan maksud agar dapat mengumpulkan dana kemanusiaan untuk membantu saudara-saudara kita di sana,” harapnya.
Ketua Panitia Nur Rakhman Yusuf menambahkan, awalnya konser ini merupakan gagasan relawan kemanusiaan Lampung yang dimotori Kim Commanders (musisi), Novel Sanggem (aktivis), dan Isbedy Stiawan ZS (seniman). Dari sekadar konser amal, acara membesar karena ternyata banyak pihak yang ingin terlibat.
Karena itu, butuh waktu bagi panitia untuk menata ulang jadwal yang sebelumnya disepakati pada Rabu (20/9). ”Kami sampai agak kerepotan menyusun acara sehingga akhirnya diputuskan untuk memundurkan pelaksanaan konser hingga pekan berikutnya,” jelasnya didampingi koordinator acara Ade Yunarso.
Nantinya dalam acara tersebut digelar berbagai acara pendukung untuk memeriahkan. Antara lain adalah bazaar amal, lelang lukisan, lomba mewarnai, dan donor darah. ”Sebelumnya juga dilakukan penjualan bunga untuk Rohingya yang dilaksanakan oleh Laspri (Laskar Perempuan Berdikari),” imbuh Nur Rakhman yang juga Ketua Ombudsman Lampung ini.
Dia sepakat dengan Ida Rachmawati, bahwa krisis kemanusiaan Rohingnya adalah persoalan bersama. Butuh aksi nyata untuk menggalang bantuan bagi para korban yang setiap saat keselamatan jiwanya terancam. ”Mari kita bergandeng tangan, menyatukan tenaga untuk membantu Rohingya,” ajaknya.(*)