Jejamo.com, Bandar Lampung – Vivi Novia Putri (23) warga Jalan pulau Damar, Kelurahan Perumnas Way Kadis, Kecamatan Tanjungseneng, Bandar Lampung, mencari penghasilan bekerja sebagai driver Go-Jek di Bandar Lampung.
Meski pekerjaan menjadi driver Go-Jek hanya dikerjakan untuk para lelaki, wanita cantik itu tidak merasa malu dan terganggu. Menurut Vivi, pekerjaan yang ditekuninya dua bulan terakhir ini adalah pekerjaan sebagai dari hobinya yang suka jalan-jalan.
“Saya suka pekerjaan menjadi driver Go-Jek, karena kerja ini bagian dari hobi saya yang suka jalan-jalan dan biasa mendapatkan penghasilan lumayan buat kebutuhan sehari-hari, terus kerjanya juga nyantai dan nggak ada yang ngatur. Yang penting saya kerja sesuai SOP,” ujarnya kepada Jejamo.com, saat ditemui di tempat pangkalannya di Jalan Griya Utama, Way Halim Permai, Bandar Lampung, Minggu, 17/9/2017.
Vivi menceritakan, awalnya untuk bekerja sebagai driver Go-Jek tidak izin kedua orangtuanya. Karena, orangtuanya mengatakan pekerjaan yang dilakukannya tidak pantas untuk wanita dan berbahaya.
“Kata orangtua ngapain perempuan jadi Go-Jek dan bapak-ibu juga khawatir kalau pelangganya seorang laki-laki, terus pulangnya malam. Terus aku bilang sama mereka senang dengan pekerjaan ini dan aku bilang juga bisa jaga diri. Akhirnya mereka setuju, dulunya aku bekerja sebagai SPG di Mall Boemi Kedaton,” kata dia.
Selama menjadi driver Go-Jek, ia mengatakan, tidak pernah mendapat gangguan dari seorang penumpang ada juga lain seperti konsumen yang menghubunginya via telepon. Namun, menurut dia gangguan itu tidak menjadi masalah.
“Konsumen pesan orderan Go-Jek pasti nelpon, disitulah mereka suka nelpon dan WhatsApp. Tapi, yang mengganggu itu orderan fiktif, kita sudah jauh-jauh datang tau malah nggak jadi hanya itu gangguannya. Ada lagi tetangga yang sekarang manggil saya Jek… Jek..,” terangnya.
Dirinya menuturkan, pascaterjadinya komplik driver Go-Jek dan ojek pangkalan beberapa waktu lalu, membuat dirinya bersama driver wanita lainya sempat ketakutan. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama.
“Sempat takut sih. Tapi masih tetap narik namun caranya nggak pakai atribut Go-Jek,” ujar wanita yang hobi baca novel dan komik ini.
Ia menambahkan, ada sekitar puluhan wanita yang menjadi driver Go-Jek. Tapi, hanya ada sekitar sepuluh driver wanita yang satu pangkalan bersama. Selain itu, juga puluhan driver pria yang kumpul ditempat mangkal di sebuah warung makan di wilayah Way Halim.
“Kami driver wanita Go-Jek biasa dipanggil Lady Jek. Selain nunggu orderan kami di sini mengadakan arisan dan ada juga yang curhat. Saya mulai kerja pukul 7.30 sampai pukul 19.00 wib terus istirahat dan nggak narik lagi,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com