Jejamo.com, Bandar Lampung – Momentum Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah, buat ustazah cantik Nala Rahmawati, adalah ajang muhasabah atau evaluasi diri.
Kata Nala, tahun baru ini sebagai penanda hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin dari Mekah ke Madinah.
“Perpindahan ini bukan sekadar berpindahnya fisik, melainkan pindah dari kejahilan kepada kebenaran. Pindah dari kebiadaban menuju keberadaban, dan kemarahan menuju keramahan,” ujarnya kepada jejamo.com. Kamis, 20/9/2017.
Duta Bahasa Provinsi Lampung ini mengatakan, momentum Tahun Baru Hijriah mesti dijadikan medium move on dan move up.
Maknanya, kata mahasiswi FKIP Universitas Lampung itu, menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih taat, dan berdedikasi buat gama dan bangsa.
Nala juga memaklumi jika perayaan Tahun Baru Islam ini tidak sesemarak Tahun Baru Masehi.
“Mestinya ya tidak perlu ada perayaan dengan hal-hal yang mubazir. Apalagi seperti perayaan tahun baru masehi dengan membakar petasan, kembang api, dan sebagainya,” kata dia.
Nala menganjurkan agar kaum muslimin menggunakan momentum pergantian tahun ini dengan bermuhasabah dan mengadakan pengajian.
Tahun Baru Hijriah sendiri dimulai penanggalannya pada masa Khalifah Umar Bin Khattab dengan mengambil tolok ukur pada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah menuju Madinah.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com