Jejamo.com, Bandar Lampung – Kementerian Pertanian bersama Sustainable Coffee Platform of Indonesia (Scopi) menggelar penyegaran pelatihan dan monitoring evaluasi master trainer robusta di Hotel Amalia, Jalan Raden Intan, Bandar Lampung, Jumat, 29/9/2017.
Direktur Eksekutif Scopi Veronica mengatakan, saat ini pihaknya telah membentuk 123 master trainer kopi. Tapi, masih sedikit tersendat, bahkan terlihat hanya 58 persen yang aktif.
Sedangkan Scopi menargetkan 65.500 master trainer hingga tahun 2020 dan Kehadiran Scopi sangat berperan membantu pemerintah pusat maupun daerah melalui peningkatan sumber daya manusia.
“Ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah untuk dapat memberikan solusi terhadap aktivitas peningkatan produksi daerah. Kami berusaha memfasilitasi melalui ajang workshop dan modul materi peningkatan SDM petani. Tapi, kami perlu kerjasama untuk alokasi pelatihan kesemua daerah,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian Widi Hardjono menjelaskan, pihaknya sudah bekerjas ama Scopi. Menurutnya, Scopi sangat konsen terhadap kemajuan para petani kopi melalui pembentukan master trainer. Namun, dirinya menyayangkan sebanyak 42% nonaktif.
“Bagi yang nonaktif ini akan kami evaluasi apa permasalahannya apakah dimutasi atau ada hal lain yang terjadi. Bagi yang aktif dikejar kembali,” terangnya.
Dia menambahkan, master trainer merupakan aset negara yang mampu memajukan perekonomian melalui komoditas kopi. Selain itu, master trainer dapat membantu pemerintah dalam peningkatan produktivitas dan kualitas.
“Dengan adanya mereka juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini juga akan diikuti 11 provinsi se-Indonesia yang menjadi daerah penghasil kopi terbesar,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com