Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Sembuh dari Lumpuh, Warga Natar Kelilingi Pulau Sumatera dengan Sepeda Ontel Selama 5 Bulan

Damin, usai mengelilingi Pulau Sumatra, mampir di Mapolda Lampung, Rabu, 4/10/2017 | Andi/jejamo.com
Damin, usai mengelilingi Pulau Sumatra, mampir di Mapolda Lampung, Rabu, 4/10/2017 | Andi/jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Semakin tua semakin jadi, itu yang pantas disematkan kepada Damin (43) warga Dusun Bedeng 1, Desa Sinar Pasma, Kecamatan Candipuro, Kebupaten Lampung Selatan, yang berkeliling Pulau Sumatera menggunakan sepeda ontel miliknya yang sudah dimodifikasi dan dicat warna merah putih.

Damin memulai perjalanan dimulai dari kediamannya sejak 28 April 2017. Namun, dalam perjalanan tersebut dirinya tidak sempat diizinkan sang Istri Kholiza dan dua orang anak laki-lakinya. Tapi, ia terus meyakinkan pihak keluarganya.

“Saya yakinkan kepada keluarga tujuan saya keliling Sumatera untuk menyehatkan kaki saya sebelumnya saya pernah mengalami kelumpuhan selama 4 tahun, akibat kecelakaan lalulintas pada 2008 lalu dan mulai bisa jalan 2012, sejak bisa berjalan saya bertani,” ujarnya kepada Jejamo.com, saat ditemui di Mapolda Lampung, Rabu, 4/10/2017.

Menurut Damin, perjalanannya selain untuk menyehatkan kakinya, juga untuk mengkampanyekan tertib berlalu lintas dan jauhi narkoba,”Sepeda juga saya cat warna merah putih untuk memberitahu identitas saya kalau saya orang Indonesia dan saya punya keyakinan Indonesia rumah ku dan semua saudara ku,” paparnya.

Dan akhirnya, pihak keluarga mengizinkan perjalanan untuk berkeliling Sumatera. Dengan sepeda ontel dan bekal seadanya serta menggunakan seragam SD pria paruh baya memulai perjalanannya.

“Perjalanan saya dimulai dari rumah dengan bermodal biaya Rp130 ribu, Saya jalan melewati Jalan Lintas Timur, perjalanan 5 bulan 5 hari dari Lampung sampai ke Sabang,” ungkapnya.

Damin mengatakan, sepanjang perjalanan dirinya beristirahat dan tidur di Polsek-polsek, SPBU dan rumah warga yang dilaluinya. Ia juga sempat kehabisan biaya dalam perjalanan.

“Sepanjang jalan ada saja yang kasih duit buat saya, makan juga dari warga. Saya pernah kehabisan uang waktu sampai Bengkulu mau pulang ke Lampung tapi untungnya ada simpatisan yang kasih bantuan,” kata dia.

Cerita yang berkesan menurutnya saat dirinya berada di Aceh, waktu itu helm yang digunakannya pernah diminta oleh mantan GAM. Selain itu pernah ditawar dengan harga Rp1 juta rupiah.”Tapi, nggak saya jual. Tapi orang itu tetap kasih uang Rp1 juta ke saya. Yang unik di helm itu ada tulisan NKRI Harga Mati,” urainya.

Damin,  menambahkan, setiap kali singgah di beberapa provinsi di pulau Sumatera ia pernah dikira orang gila dan ada yang bilang seperti orang Medan, serta ada yang mengira dirinya dari Papua.

“Saya bersyukur mereka menyebutkan saya berwajah dari berbagai provinsi, padahal saya orang Jawa yang tinggal di Lampung. Tapi, saya bersyukurnya wajah saya asli orang Indonesia. Selama berpetualang saya banyak sukanya karena banyak saudara,” kata dia.

Pengalaman yang paling menarik dan berkesan baginya saat dirinya berada di Jambi, saat itu, ia hendak meminta foto bersama dengan orang pendalaman.”Saya sudah masuk hutan untuk foto bersama orang pendalaman. Tapi, malah mereka lari. Tapi, bisa juga foto namun harus bayar,” terangnya.

Dia menambahkan, rencananya hari ini dirinya akan pulang ke kediamannya, jadi ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke Mapolda Lampung untuk bertemu dengan Kapolda Lampung.

“Hari ini saya mau pulang, paling di rumah selama dua hari. Nanti perjalanan akan saya lanjutkan ke pulau jawa lagi. Saya selalu menghubungi keluarga dalam perjalanan, karena saya bawa handphone pergi dari rumah,” pungkasnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

 

Populer Minggu Ini