Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Penjelasan Cedera yang Membuat Choirul Huda Meninggal Dunia

Choirul Huda sempat mendapat pertolongan pertama usai mengalami benturan saat timnya bertanding. | Antara/Rahbani Syahputra

Jejamo.com – Kabar duka bagi publik sepakbola nasional usai penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia. Ia terlibat benturan saat timnya bermain melawan Semen Padang. Dalam tayangan ulang terlihat benturan yang dialami Choirul cukup keras dan mengenai bagian dada dan rahang bawahnya.

Choirul sempat dilarikan ke RSUD dr Soegiri dengan ambulans namun nyawanya tidak tertolong. Tim dokter mengatakan fungsi napas dan jantung sang kiper berhenti kemungkinan karena terjadi trauma pada bagian kepala serta lehernya.

“Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas,” kata spesialis anastesi sekaligus Kepala Unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan dr Yudistiro Andri Nugroho.

Yudistiro menyampaikan kemungkinan tersebut karena tim dokter tak sempat melakukan scaning. “Mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu,” lanjutnya dalam keterangan pers yang dimuat Detik.com.

Sementara di tempat terpisah, dokter spesialis bedah saraf TNI AU, Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS, menjelaskan bahwa memang ada tiga organ penting pada leher yang bila terganggu dapat menyebabkan kematian. Selain ada sumsum tulang berisi pusat saraf yang sudah dijelaskan sebelumnya, di leher ada juga trakea dan pembuluh darah karotis.

“Jika kita memotong atau menyumbat trakea, maka aliran udara akan terhenti pasokannya ke paru-paru. Dalam beberapa menit, organ tubuh segera akan kekurangan oksigen. Otak adalah organ yang paling rentan terganggu hingga bisa segera pingsan, henti jantung dan meninggal. Ini bisa terjadi hanya dalam beberapa menit hingga belasan menit,” papar dr Wawan.

Sementara jika kedua pembuluh arteri karotis terpotong, maka pasokan darah ke otak segera terhenti. Akibatnya tidak ada oksigen yang dipasok ke otak, sehingga menyebabkan pingsan, henti napas dan meninggal.(*)

Populer Minggu Ini