Jejamo.com – Nama Ketua DPR RI Setya Novanto kembali menjadi perbincangan setelah ‘menghilang’ saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi rumahnya di Jl Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kurang lebih selama 5 jam penyidik lembaga antirasuah itu menggeledah rumah empat lantai tersebut, Rabu malam, 15/11/2017, hingga Kamis dini hari, 16/11/2017. Setya Novanto tak ditemukan dan penyidik KPK hanya keluar membawa decoder CCTV dari pos sekuriti.
Tak hanya status hukum Setya Novanto terkait kasus KTP elektronik saja yang menarik perhatian. Seperti dilansir dari Detik.com, rumah mewah Ketua Umum Partai Golkar itu juga jadi sorotan.
Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung, mencatat saat ini rata-rata harga rumah baru di kawasan tersebut dengan luas tanah 1.000 meter persegi dan luas bangunannya 1.500 meter persegi berkisar Rp 100 miliar. Namun, harga tersebut bisa lebih murah Rp20 miliar atau menjadi Rp80 miliar jika kondisinya sudah tua.
Dengan tolak ukur harga tersebut, maka diperkirakan harga tanah di kawasan tersebut sekitar Rp80 juta per meter dan harga bangunan Rp20 juta per meter.
Rumah Setya Novanto terdiri dari 4 tingkat dengan luas lahan 1.600 meter persegi. Dengan asumsi 60 persen lahannya untuk bangunan maka luas rumah awal sekitar 960 meter persegi lalu dikalikan 4 tingkat berarti luas rumahnya sebesar 3.840 meter per segi.
Jika dikalikan dengan harga asumsi rumah di kawasan Wijaya, Kebayoran Baru, yang mencapai Rp20 juta per meter maka harga bangunan rumahnya sekitar Rp76,8 miliar. Harga itu tentu belum termasuk luas tanah.
Untuk luas tanahnya 1.600 meter persegi dikalikan Rp80 juta harga acuan lahan per meter maka harga tanahnya mencapai Rp128 miliar. Nah, jika ditambah dengan harga rumah maka total nilai tanah beserta bangunan milik Setya Novanto itu sekitar Rp 204,8 miliar.
Menurut Ignatius, hanya segelintir orang yang bisa membeli rumah dengan harga selangit seperti itu. Bahkan dia mencatat hanya 2 persen penduduk Indonesia yang mampu membeli rumah seharga itu.
“Itu mahal banget, yang bisa beli harga segitu mungkin enggak lebih dari 2 persen penduduk Indonesia yang bisa beli rumah seharga itu,” ujarnya.(*)