Jejamo.com, Jakarta – Januari 2018, satu lagi media cetak memilih tutup setelah 12 tahun melayani masyarakat pembaca, yang beberapa tahun belakangan lebih memilih berselancar di ponsel pintar maupun gadget mereka.
Hari baru di tahun 2018 ditandai dengan pengumuman di halaman website RollingStone Indonesia. Media ini menyampaikan salam perpisahan. Di laman resminya, PT a&e Media, perusahaan yang memiliki lisensi untuk menerbitkan Rolling Stone Indonesia menyampaikan, bahwa mulai 1 Januari 2018, mereka tak lagi memegang lisensi majalah Rolling Stone Indonesia dan situs Rolling Stone Indonesia.
“Segala kepemilikan merek di bawah Rolling Stone Indonesia atau yang terhubung dengan Rolling Stone Indonesia telah dikembalikan kepada pemilik merek Rolling Stone di New York, Amerika Serikat, dan Rolling Stone International. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan kami atas dedikasi mereka pada Rolling Stone Indonesia sampai di usianya yang ke-12 tahun,” demikian pengumuman resmi PT a&e Media yang disampaikan hari ini, 1 Januari 2018.
Melalui pengumuman itu, perusahaan juga menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada para pembaca, klien, relasi, pemusik, band, label, kontributor, dan seluruh pihak yang telah membantu perjalanan mereka selama 12 tahun mengelola media musik ternama itu.
Dengan tidak diteruskannya kepemilikan lisensi, artinya majalah dan website Rolling Stone yang khusus membahas tentang musik itu tak akan lagi menyajikan karya jurnalistik mereka di Indonesia. Dan itu artinya menambah daftar panjang media cetak yang berguguran.
Jika berbicara jurnalisme musik, nama Rolling Stone jelas tak bisa dilepaskan. Majalah musik yang pertama terbit pada 1967 ini bisa dibilang meletakkan standar baru dalam dunia jurnalisme musik. Seperti yang pernah dibilang oleh penulis musik Gene Sculatti: dalam semalam, Rolling Stone membuat jurnalisme musik jadi lebih profesional.
Liputan Rolling Stone banyak dipuji. Ia memperlakukan musik tidak sekadar sebagai hiburan atau bisnis semata. Tapi juga ada kisah hidup, dongeng, omong kosong para bintang rock. Dengan kata lain: mereka meletakkan musisi sebagai manusia yang punya banyak kisah menarik untuk diulik. Begitu pula wawancaranya yang padat berisi.
Rolling Stone datang ke Indonesia pada 2005. PT a&e Media memboyongnya. Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang menghadirkan Rolling Stone. Selain di Indonesia, Rolling Stone di Asia hanya terbit di Jepang (2007), India (2008), dan Cina (2006) —yang berhenti terbit dalam waktu setahun. Edisi pertama RSI terbit pada Mei 2005, dengan gambar sampul Bob Marley. Ia juga membahas tentang Linkin Park, Metallica, Britney Spears, hingga Slank.