Jejamo.com, Bandar Lampung – Saban hari Rian berjualan pisang di seputaran Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung. Usaha yang ia geluti ini melanjutkan usaha sejenis orangtuanya.
Orangtua Rian berpuluh-puluh tahun berjualan komoditas yang banyak dihasilkan di Lampung ini.
Dia sendiri mengambil pasokan dari Bandar Lampung yakni daerah Batuputu. Kata Rian, Lampung termasuk daerah penghasil pisang di Indonesia.
Setiap hari, Rian membuka dagangannya dari pukul 06.00 sampai pukul 19.00.
Harga, kata dia, bergantung pada kualitas buah pisangnya. Jika kualitasnya superbagus, biasanya harganya tinggi.
Rian mengaku mengaku berjualan pisang dari turun temurun dari orangtuanya yang sudah berpuluh tahun berdagang. Kini ia yang melanjutkan.
Dari hasilnya berdagang, sampai saat ini dia bisa membeli mobil dan memiliki usaha sampingan sewa mobil.
“Keuntungan lumayan jika ramai. Kadang-kadang yang didapat bisa Rp2 juta. Jika pembeli sepi, paling sedikit Rp1 juta per hari,” kata Rian.
Kini, kata dia, harga pisang di Lampung masih stabil. Khususnya pisang kualitas baik yang banyak dikirim untuk memenuhi kebutuhan daerah di Pulau jawa.
“Rata-rata harga per sisirnya berbeda-beda. Untuk kepok Rp20 ribu, muli Rp5.000, ambon Rp10 ribu, dan raja Rp10 ribu,” ujar Rian, Selasa, 23/1/2018
Menurut Rian, jika pisang ada yang tidak terjual atau tidak layak dijual, biasanya diberikan kepada orang yang berminat.
“Daripada dibuang, mending dikasih. Biasanya mereka yang mengambil pisangnya untuk pakan kambing,” ujarnya.(*)
Laporan Anisa Johan, Kontributor Jejamo.com Pers Sukma Polinela