Rabu, Desember 18, 2024

Top Hari Ini

Terkini

PILGUB LAMPUNG: Ridho-Bachtiar Pelopori Distribusi Pupuk Online di Indonesia

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri. | ist

Jejamo.com, Bandar Lampung – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Lampung M Ridho Ficardo – Bahctiar Basri menjadi pelopor distribusi pupuk secara online. Pola tersebut baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Sistem ini mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2016.

Melalui pembelian secara online, diharapkan tidak ada lagi masalah dalam distribusi pupuk dan sampai ke petani yang tercantum dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Dinas terkait juga telah menggelar bimbingan teknis bagi penyuluh pertanian dan operator komputer untuk menyusun RDK online.

Para penyuluh ditargetkan untuk memahami teknologi informasi yang akan dipakai dalam penebusan pupuk online. Sebab, terjadi efektivitas penerapan teknologi dan kebutuhan petani.

Dengan demikian celah untuk “bermain” di lapangan dapat diperkecil dan tidak ada ruang gerak bagi penyimpangan distribus pupuk bersubsidi, karena esensi Pergub itu adalah pengamanan distrubusi agar benar-benar sampai ke petani.

Terobosan ini diluncurkan 6 Mei 2016. Saat uji coba, terdapat beberapa kendala, tapi terobosan ini diminati banyak petani. Penyaluran tahap pertama, berdasarkan billing system, dilakukan di Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan.

Petani yang terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) membeli pupuk secara online melalui Bank Lampung. Pesanan petani terhubung ke PT Pusri dan PT Petrokimia Gresik, dua distributor pupuk. Pesanan kemudian diantar distributor ke petani.

Jenis pupuk yang bisa dipesan secara online adalah urea, NPK, SP-36, dan organik. Hingga Hingga September 2016, penyaluran pupuk online mencapai 626,18 kilogram urea, 509,16 kilogram NPK, 26,51 kilogram SP-36, dan 13,2 kilogram pupuk organik, dengan total tebusan Rp 2,5 miliar.

Lampung termasuk yang terbesar mendapat alokasi pupuk bersubsidi. Hingga Agustus 2016, penyaluran pupuk bersubsidi di Lampung mencapai 123 ribu ton urea, 32,8 ribu ton SP-36, 112 ribu ton NPK, 9,6 ribu ton ZA, dan 8,4 ribu ton pupuk organik.

Besarnya alokasi membuat penyaluran pupuk menjadi incaran oknum untuk diselewengkan ke sektor perkebunan. Sektor pertanian adalah yang kali pertama dibenahi Muhammad Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri. Kedua pemimpin ini mendesak semua pihak tidak lagi menyelewengkan pupuk yang menyebabkan kelangkaan.

Ridho juga mengapresiasi petani Lampung Selatan atas keberhasilan uji coba penyaluran pupuk bersubsidi sistem online. “Uji coba secara umum berjalan baik dan lancar. Kita berharap dengan keberhasilan ini Pemerintah Provinsi dapat menerapkan sistem penyaluran pupuk online ini kabupaten lain di Provinsi Lampung,” kata Ridho Juni 2017 lalu.(*)

Rilis

Populer Minggu Ini