Jejamo.com Bandar Lampung – Universitas Lampung menjadi tuan rumah kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) kebangsaan. KKN kebangsaan diikuti 55 perguruan tinggi (PT) dari se-Indonesia.
Kegiatan ini diharapkan menjadikan Lampung labolatorium sosial tempat belajar nilai-nilai kebangsaan bagi pemuda sebagai calon pemimpin bangsa.
Rabu malam, (4/7) dilaksanakan rapat koordinasi II sebagai pemantapan pelaksanaan kegiatan KKN yang akan dilaksanakan dari tanggal 23 Juli hingga 25 Agustus 2018.
Turut hadir Gubernur Provinsi Lampung yang diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Heri Suliyanto. Kapolda Lampung yang diwakili oleh Kombes Sis Mulyono Danrem Kolonel Kav Erwin Djatniko, Danlanal Kolonel Laut (P) Albertus Agung Prio Suseno. Bupati Tanggamus Samsul Hadi, Bupati Tulangbawang Barat yang diwakili oleh Wakil Bupati Fauzi Hasan.
Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari dan pihak Pemkot Bandar Lampung  juga hadir.
Dalam sambutannya Rektor Universitas Lampung Hasriadi Mat Akin mengatakan, mahasiswa KKN dapat membangun kompetensi dengan bersinergi dengan masyarakat.
KKN kebangsaan memilih makna yang lebih besar daripada KKN pada umumnya.
Mahasiwa KKN kebangsaan ini terbangun jaringan untuk mahasiswa dari sabang sampai merauke.Meraka merupakan pewaris dan pemimpin bangsa pada Indonesia emas.
Ketua pelaksana KKN Kebangsaan Sri Waluyo mengatakan, persiapan kegiatan KKN kebangsaan diLampung dimulai pada akhir tahun 2017. Unila telah bersosialisasi dan berkoordinasi dengan stakeholder, seperti dengan Pemkab, kepolisian dan Lanal melalui Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BP -KKN).
Mahasiswa KKN kebangsaan akan pengabdian diri ke masyarakat Lampung sebanyak 641 orang, Sebanyak 179 orang merupakan perwakilan dari Lampung.
Selanjutnya kata Sri Waluyo, mahasiswa disebar dan dibagi ke tiga kabupaten di 92 desa yakni, Lampung timur sebanyak 224 orang, Tanggamus 224 orang, dan TulangBawang Barat  193 orang.
Tema KKN tahun ini “Piil pesenggiri, merajut kesamaan dan kebersamaan dalam kebhinekaan”.
Setiap perguruan tinggi baik PTN, PTS, institut, dan politeknik mengirimkan 5-10 mahasiswa.
Peserta KKN kebangsaan merupakan mahasiswa pilihan. Mereka merupakan mahasiswa berprestasi dan memiliki hobi berorganisasi.
“Anak anak mahsiswa ini merupakan anak yang cerdas. Kehadiran mereka harus dimanfaatkan untuk membantu desa dalam merencanakan program pembangunan,” kata Sri.(*)
Laporan Sugiono, Wartawan Jejamo.com