Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Kementerian Kominfo Gelar Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Lampung Selatan

Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Grand Elty Krakatoa Nirwana Resort Kalianda, Rabu, 11/7/2018. | Diskominfo Lamsel

Jejamo.com, Lampung Selatan – Sebagai upaya menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Lampung Selatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dinas Kominfo Lampung Selatan menggelar Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kegiatan tersebut digelar di Grand Elty, Krakatoa Nirwana Resort Kalianda, Rabu, 11/7/2018, dan dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Lampung Selatan Supriyanto serta dihadiri Direktur Kemitraan Komunikasi, Kementerian Kominfo Dedet Surya Nantika.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2015-2017), angka kasus stunting (anak tumbuh kerdil) di Kabupaten Lampung Selatan mengalami peningkatan. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) melalui data tren tahun 2015, angka kasus stunting dari 23,20 persen naik menjadi 24,28 persen pada tahun 2016 dan tahun 2017 kembali naik menjadi 30,30 persen.

Supriyanto menyampaikan, sejak tahun 2013, melalui visitasi dari Kementerian Kesehatan, angka stunting di Lampung Selatan masih mencapai 30 persen yang terindikasi berada di 10 desa.

Desa-desa tersebut yakni Desa Kemukus, Dea Bangunrejo, Desa Taman Agung, Desa Tajimalela, Desa Banjarmasin, Desa Way Gelam, Desa Karyamulya, Desa Mekar Sari, Desa Batu Balak, dan Desa Pancasila.

“Tentunya, angka ini diharapkan akan menurun pada tahun 2022. Kami juga berharap upaya dan peran serta dari berbagai pihak di Kabupaten Lampung Selatan,” ujar Supriyanto.

Sementara, Dedet Surya Nantika menjelaskan, kasus stunting tidak sekadar pada tinggi tubuh yang terhambat. Namun, stunting dapat mengakibatkan tubuh mudah sakit, berkurangnya kemampuan kognitif, fungsi tubuh tidak seimbang, dan juga mengakibatkan kerugian ekonomi, serta postur tubuh tidak maksimal pada saat dewasa.

Menurutnya, stunting dapat dicegah dengan pemenuhan gizi pada seribu hari pertama kehidupan, dengan memperhatikan kecukupan gizi selama sebelum dan selama kehamilan.

Kemudian, memberikan air susu Ibu (ASI) ekslusif, memberikan makanan pendamping ASI sesuai kecukupan gizi anak, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah dan dengan memberikan imunisasi secara lengkap kepada anak.

“Mengingat pentingnya pencegahan stunting, pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan melalui berbagai kegiatan. Upaya pemerintah dalam penanganan, pencegahan ataupun pemberantasan stunting yaitu telah melakukan pemberian penyuluhan asupan gizi yang benar kepada ibu-ibu hamil yang kurang gizi,” katanya.

Di sisi lain, tim dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Imelda mengatakan, guna menekan kasus angka stunting tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Tetapi katanya, harus melibatkan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian maupun Dinas Peternakan.

“Kasus stunting ini bukan hanya soal kesehatan semata, tetapi juga harus diimbangi dengan adanya asupan makanan yang cukup, pendidikan yang baik maupun ekonomi keluarganya. Untuk itu, ini semua membutuhkan penanganan dari lintas sektoral,” terang Imelda.(*)

Populer Minggu Ini