Jejamo.com, Bandar Lampung – Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Hasriadi Mat Akin membuka acara Training of Trainer (TOT) Penguatan K ampanye Program Konservasi Badak Sumatera di Rumah Konservasi, Margahayu, Labuhan Ratu VII, Selasa (31/7/2018).
Saat membuka kegiatan Hasriadi menjelaskan, Badak Sumatera merupakan salah satu satwa paling terancam punah di dunia dengan status ekologi kritis, dan sebagai spesies payung yang keberadaannya sangat penting sekaligus pelindung satwa lain beserta habitatnya.
Saat ini populasinya diperkirakan tidak lebih dari 100 ekor. Populasi tersebut terus menerus dan semakin terancam akibat aktivitas manusia seperti perburuan, alih fungsi lahan, penebangan hutan, hingga perdagangan liar.
“Kampanye penyelamatan badak sumatera harus dilakukan sebelum satwa bercula dua ini punah. Kesadaran masyarakat luas, terlebih masyarakat Lampung, terutama di wilayah TNWK, harus ditingkatkan,” imbaunya.
Selain Taman Nasional Gunung Leuser, kata dia, saat ini Taman Nasional Waykambas (TNWK) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) diyakini sebagai kantong-kantong terakhir badak sumatera tersisa.
Oleh karena itu dalam rangka persiapan MoU dengan Unila dan Mongabay Indonesia, mengadakan pelatihan Training of Trainer. Program kampanye konservasi badak sumatera untuk mempersiapkan kader konservasi dalam program penyadartahuan konservasi badak sumatera, bekerja sama dengan Puslitbang Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lampung, dan YABI (Yayasan Badak Indonesia).
Mantan Warek Bidang Akademik ini juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada Mongabay Indonesia bersama YABI telah berkomitmen mendukung upaya konservasi badak sumatera dalam jangka panjang.
Terima kasih dan penghargaan juga ia ucapkan kepada masyarakat Desa Labuhan Ratu VII khususnya Dusun Margahayu dan rekan-rekan yang tak kenal lelah bekerja sama dengan tim Biologi Unila sejak 2013. Mulai dari pembangunan rumah konservasi hingga saat ini bersama LPPM Unila mendukung kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hidup.
Hasriadi berharap dengan kegiatan ini sosialisasi pelestarian badak sumatera yang merupakan warisan dunia dapat dijaga semua lapisan masyarakat, serta sinergitas Unila melalui kerja sama dengan Mongabay Indonesia dan YABI semakin meningkat.
Turut hadir dalam kegiatan Subakir, S.H., M.M., selaku Kepala Balai TNWK; Drs. Widodo Sramono, M.M., selaku Direktur Eksekutif YABI; Dr. Ridzki Rinanto Sigit, S.Hut., M.M., selaku Direktur Mongabay Indonesia, Miskun selaku Kepala Seksi Pengelola TN Wilayah III Kuala Penet-TNWK, dan Asmidah selaku Kades Labuhan Ratu VII.(*)
Rilis