Kamis, Januari 16, 2025

Top Hari Ini

Terkini

JJE Lampung Fasilitasi 150 Anak Pentas Kesenian di Taman Budaya Bertajuk Kidsinema 2018

Pentas seni di Taman Budaya. | Andi Apriyadi

Jejamo.com, Bandar Lampung- Suara sorak diiringi gemuruh tepuk tangan menggema di gedung Teater Taman Budaya, Bandar Lampung, Jalan Cut Nyak Dien, Palapa, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Minggu, (25/11).

Riuh gemuruh keluar atas kekaguman ratusan penonton dalam pentas seni yang diperankan oleh 150 anak-anak panti asuhan, dengan sentuhan teknologi spektakuler bertajuk Kidsinema 2018 gelaran Komunitas Jalan-Jalan Edukasi (JJE) Lampung.

Imajinasi pentas seni drama yang diperankan oleh sekelompok anak-anak dari berbagai panti berbeda. Ini menceritakan seorang tukang batu yang mengeluh dan ingin menjadi orang lain.

Diceritakan bahwa tukang batu tersebut kurang bersyukur. Kurang rasa syukurnya itu diwujudkan dengan ingin menjadi orang lain.

Kemudian, dalam drama itu, tukang pecah batu mengkhayal bertemu matahari. Lalu terlintas dalam pikirannya, ia ingin menjadi matahari. Tidak lama, tukang batu merayu matahari untuk bertukar tempat.

Dengan berbagai macam rayuan serta memohon, tukang batu ini akhirnya dapat meluluhkan matahari untuk bertukar posisi. Dan mau tidak mau, matahari setuju karena kasihan melihat tukang batu.

Usai berpindah posisi tukang pecah baru menjadi matahari. Timbullah rasa sombongnya di hadapan pohon dan batu, ia menunjukkan bahwa dirinya telah berubah. Pohon dan batu pun merasa panas ketika didekati matahari.

Tak lama, muncul sang awan hitam yang menutupi matahari dan itu yang membuat bingung matahari? Mengapa awan tidak kepanasan? Justru awan menunjukan kemampuannya mengeluarkan hujan dan badai. Sehingga membuat matahari iri ingin menjadi awan.

“Intinya dalam drama ini, seseorang harus menjadi diri sendiri dan percaya diri. Karena, manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing,” ujar sang narator.

Ketua JJE Lampung, Jefry Suwanto menjelaskan, pentas seni teater hari ini merupakan perhelatan Universal Children Day serta sebagai apresiasi anak-anak dan keresahan orangtua terhadap gadget.

“Kita bisa lihat sendiri anak-anak sekarang lebih melihat bermain gadget. Maka dari itu, kami dari komunitas JJE mengajak 150 anak panti untuk menggelar pentas seni teater,” ujarnya.

Menurut Jefry, dalam pagelaran drama theater ini, mengangkat cerita seseorang yang tidak percaya diri atau tidak bersyukur sehinga ingin menjadi orang lain.

“Pesan dari cerita ini, janganlah menjadi orang lain, bersyukurlah apa yang telah diberikan oleh Allah SWT,” ungkap dia.

Masih kata dia, bakat adik-adik panti asuhan luar biasa dan diluar dugaan. Apa yang mereka perankan membuat sejumlah penonton yang hadir terkagun-kagum.

“Apa yang disampaikan adik-adik panti juga sampai kepenonton. Jadi, intinya adik-adik yang tinggal di panti memiliki bakat,” jelasnya.

Dia menambahkan, kegiatan ini pun untuk mengedukasi masyarakat bahwa saat datang ke panti bukan lagi kasihan tapi apresiasi.

“Kita bangun paradigma untuk tidak mengharap kasihan dari orang lain, tapi harus bisa punya kemampuan dan skill sehingga bersaing dengan anak-anak lainnya,” tandasnya. (Andi Apriyadi).

Populer Minggu Ini