Jejamo.com, Lampung Selatan – Perjalanan hidup tak ada yang tahu, seperti halnya kakek Mulyadi (76 tahun) harus bertahan dari dingin malam dan gerah siang di sebuah gubuk reot milik tetangganya.
Merujuk data pada kartu keluarga, Kakek Mulyadi hidup berdua dengan Nenek Kaswati di Dusun IV RT/RW 004/001 Desa Malang Sari Kecamatan Tanjung Sari Lampung Selatan.
Ageng Saiful Anwar, relawan ACT Lampung yang juga Ketua Komunitas Pemuda Pemudi Inspirasi (Koppi) Malang Sari telah mengunjungi nenek Kaswati beberapa hari lalu.
Melihat kondisinya yang sangat lemah, komunitasnya berinisiatif untuk memberikan asupan gizi berupa susu dan roti.
Bersama warga setempat dirinya sedang berupaya mendirikan hunian yang layak untuk tinggal. Urun rembuk pun digelar, salah seorang warga mau meminjamkan sepetak tanah untuk ditinggali kakek Mulyadi.
Untuk itu Selasa (15/01) komunitasnya membeli semen, papan semen (GRC), paku, asbes dan kloset.
Pihak desa juga membantu pasir dan triplek. Rencananya bahan material tersebut diaplikasikan untuk membuat hunian sementara yang lebih layak.
“Sebagian dana hasil penjualan pakaian layak pakai dari mitra ACT Lampung kami belikan bahan material secukupnya, kami berharap masyarakat Lampung bergotong royong menyiapkan material yang lain,” jelasnya, Kamis, 18/1/2019.
Menurutnya, kondisi kesehatan Nenek Kaswati semakin memburuk. Pendengaranya sudah terganggu.
Dan untuk sekadar berjalan sangat sulit. Kaki rentanya tak mampu lagi menahan berat tubuh untuk berjalan jauh.
Kondisi tersebut diperparah dengan beberapa luka di tubuhnya akibat terjatuh ke lantai.
Bagian dada dan pinggang harus dibaluri ramuan tradisional supaya luka dan lebam kempes.
Saat ini keduanya hanya mengandalkan pemberian masyarakat sekitar untuk mencukupi asupan gizi tubuhnya. Demi menyambung kehidupanya, Komunitas Koppi terus menggalang dana untuk membeli peralatan dapur, minyak kayu putih dan sembako.
“Kasihan sekali kakek nenek ini, setiap hujan deras selalu bingung mencari tempat berteduh, karena atapnya bocor. Kalau siang, terik matahari langsung menembus semua ruangan gubuk ini, kondisi tubuhnya semakin lemah, butuh asupan gizi,” ucapnya sambil terisak. [Hermawan Wahyu Saputra]