Jejamo.com, Bandar Lampung – Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung Handrie Kurniawan mengkritik pembanguan tol. Sebab, adanya tol membuat pendapatan warga Panjang yang menjual makanan ringan dan pernak-pernik turun drastis.
Bahkan dalam dua minggu ini tidak ada uang yang masuk. Pemberitaan jejamo.com menjadi dasar Handrie Kurniawan merasa prihatin terhadap nasib warga Lampung.
Handrie Kurniawan mengatakan, anggaran membangun tol Bakauheni-Terbanggibesar sebesar Rp16,7 triliun. Sebagian besar pembiayaan dari utang.
“Jumlahnya saat seperti total APBD Bandar Lampung selama enam tahun jika mengacu APBD 2018 yang sebesar Rp2,5 triliun,” kata dia.
Handrie menjelaskan, memang semua itu pilihan pada kebijakan. Namun, kita perlu bertanya apakah rakyat Lampung merasakan dampak yang signifikan.
Handrie mengungkapkan, pemerintah sebetulnya bisa membangun ruas jalan yang baru atau memperbaiki yang selama ini rusak.
“Setidaknya memperbesar, melebarkan,” kata dia.
Handrie mengilustrasikan, jika pilihan pemerintah pusat adalah membangun jalan atau melebarkan ruas Terbanggibesar-Bakauheni dengan biaya per kilometer Rp2miliar-Rp5 miliar, biaya yang dibutuhkan sejauh 160 kilometer itu adalah Rp800 miliar.
“Tidak sampai Rp1 triliun,” kata dia.
Dengan begitu, kata Handrie, seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati dan tidak berbayar.
“Tidak seperti sekarang dampak negatif tol, pengusaha makanan susah mendapatkan penghasilan,” kata dia.
Handrie juga mengkritik pemerintah pusat yang tidak mengurus dengan baik jalan nasional by pass yakni Jalan Soekarno-Hatta.
“Berlubang, tidak ada drainase,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]