Jejamo.com, Jakarta – Puluhan mahasiswa berkumpul di Aula Mahad Aly (Perguruan Tinggi) An Nuaimy Sabtu (30/4) pagi itu.
Memakai jas rapi dan menyanyikan lagu-lagu perpisahan, pemandangan yang tampak seperti mereka akan menyudahi pendidikan mereka di mahad yang terletak di Jalan Seha II No.1, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tersebut.
“Memang iya, setelah selesai belajar selama tiga tahun di sini, kami akan dilepas untuk mengabdi satu tahun penuh di pelosok-pelosok nusantara, seperti angkatan-angkatan sebelum kami,” ujar salah seorang mahasiswa.
Dai Nusantara Tepian Negeri, yang merupakan program kerja sama antara Mahad Aly An Nuaimy dan Aksi Cepat Tanggap (ACT), tahun ini akan memberangkatkan mahasiswa mahad tersebut ke pelosok-pelosok di 24 provinsi di Indonesia.
Tujuan dari adanya program ini adalah untuk berdakwah dan membangun masyarakat di tepian nusantara. Sebelum diberangkatkan, para mahasiswa ini terlebih dahulu akan mematangkan kemampuan-kemampuannya untuk menunjang keberhasilan dakwah mereka.
Salah satu dari mahasiswa tersebut adalah Ishak. Ia mengaku sedang mempersiapkan kembali hal-hal mendasar terkait dengan keagamaan untuk memperkenalkan Islam secara seluruhnya kepada masyarakat tempat ia mengabdi nanti.
“Jadi Islam ini bukan hanya sekadar ritual salat, zakat, dan lain sebagainya. Tapi Islam itu mencakup seluruh aspek kehidupan. Insyaallah ke depannya, kami akan mengajak masyarakat untuk mengenal dan bersahabat dengan Alquran lebih dekat lagi,” jelas Ishak.
Ishak belum tahu di mana dia akan ditempatkan. Menurut Ishak, sesuai dengan prosedur, biasanya lokasi keberangkatan akan diumumkan setelah ini dan mereka akan diberangkatkan sepuluh hari setelah Ramadan. Ishak menyiapkan segalanya dengan matang dalam satu bulan yang tersisa ini.
Demikian juga dengan Bagus Aji Prayoga. Selain belum tahu di mana akan ditempatkan, mahasiswa asal Gresik ini mengaku belum pernah ke luar Pulau Jawa sebelumnya. Meskipun begitu, Bagus menyatakan kesiapannya untuk ditempatkan di manapun.
“Kami akan mengamalkan segala ilmu yang kami dapat di Mahad Aly An Nuaimy. Karena ketika kita memperoleh sebuah ilmu tapi tidak bisa mempraktikkannya, maka percuma saja. Bagaikan pohon yang tidak berbuah,” kata Bagus sambil mengutip sebuah ungkapan dalam bahasa Arab.
Namun begitu, Bagus tetap mengharapkan adanya pembekalan-pembekalan untuk mempersiapkan keberangkatan
Karena pembekalan di kampus saja terkadang masih kurang cukup. Misalnya untuk mengetahui kearifan lokal, budaya, kultur yang ada di masyarakat sekitar.
“Karena jika tidak mengetahui aspek-aspek tersebut, tidak menutup kemungkinan keberhasilan dakwah kita akan minim,” ujar Bagus.
Selain itu, ia berterima kasih atas kolaborasi program dari Global Zakat-ACT ini. Bagus berharap program tersebut dapat berkembang di perguruan tinggi yang lain.
Berkenaan dengan ihwal tersebut, Ibnu Hajar selaku Vice President ACT, menyatakan memang akan mengadakan pembekalan untuk mahasiswa-mahasiswa yang akan berangkat, kemungkinan pada pertengahan Mei nanti.
“Secara khusus karena ini program yang berkaitan dengan program dakwah, yang dikelola dengan pendekatan Dai Nusantara Tepian Negeri, maka Global Zakat-ACT kita mendedikasikan program ini dan program ini akan didukung oleh Global Zakat-ACT,” kata Ibnu seperti dikutip jejamo.com dari news.act.id.
Ibnu berharap dengan pengabdian para mahasiswa melalui program ini, ke depannya akan terbangun masyarakat yang mandiri. Oleh karena besarnya potensi pengembangan masyarakat melalui program ini, Ibnu berharap program ini dapat berlanjut seterusnya. Dalam kesempatan itu juga, ia berterima kasih kepada para dai yang segera berangkat.
“Terima kasih para dai yang akan kami kirimkan atas semangatnya yang luar biasa, dan sampaikan salam kami kepada saudara-saudara kami di tepian negeri. Salam hormat dan terima kasih kami kepada mereka, dan sampaikan kepada mereka bahwa kami tetap akan menjadi saudara mereka sampai kapan pun,” ujar Ibnu. []