Alumnus Pascasarjana Ilmu Pemerintahan FISIP Unila
MENGAWALI pagi ini dengan menambah isi laptop tentang metro masa depan. Ini buah pemikiran yang perlu terus dikaji dan di sesuaikan dengan regulasi dalam penerapannya.
Bicara Kota Metro kota kelahiran dan tumbuh kembang saya 40 tahun yang lalu saya rasakan sudah cukup terasa perubahan. Kota kecil yang digadang-gadang menjadi kota pendidikan ini tampaknya terus berbenah.
Dari sisi pendidikan dasar yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota sampai saat ini Kota Metro masih cukup bersaing dengan ibu kota Bandar Lampung.
Contoh kecil saat ini sedang berlangsung lomba OSN tingkat nasional di Yogyakarta, dari utusan Lampung 10 orang, Metro mengutus 2 orang wakilnya. Terbanyak Kota Bandar Lampung dengan 4 utusan dan 4 sisanya kabupaten-kabupaten lain.
Kembali soal kota ini. Selain soal kualitas pendidikan di kota ini nampaknya perlu di lakukan terobosan-terobosan agar pertumbuhan ekonomi dan pembangunan semakin pesat sebagai kota yang telah ditetapkan oleh Provinsi Lampung akan menjadi kota metropolitan selain kota Bandar Lampung.
Satu hal kali ini yang perlu dianalisis adalah dampak dari akses infrastruktur jalan tol dan jalan penghubung yang semakin baik dan hal itu berdampak pada jarak tempuh waktu menuju ke kota ini.
Kondisi ini mestinya menjadi peluang bagi Kota Metro untuk menyediakan destinasi-destinasi wisata lokal bagi kota dan kabupaten sekitarnya.
Bagi warga pinggiran kota Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah yang terkoneksi dengan jalan tol dan jalan penghubung nampaknya dapat menjadi segmen tersendiri untuk diberikan pilihan wisata dan rekreasi keluarga.
Bayangkan jika Metro memiliki objek-objek destinasi wisata dan rekreasi keluarga yang belum dimiliki tempat lain, Anda yang tinggal di pinggiran kota punya alternatif dalam mengisi waktu bersama keluarga. Di mana selama ini mungkin terpaku pada mal, pantai, dan wisata air.
Pertanyaannya adalah apa yang pas dan menarik untuk dikembangkan di Metro. Wisata agropolitankah, wisata alam, wisata air, wisata kreatif, atau yang lain?
Saya berpendapat semua bisa dikembangkan di Metro. Dengan kultur budaya lokal, kita bisa kembangkan wisata kreatif berbasis budaya.
Saya melihat ini sudah dimulai oleh beberapa penggerak sosial.
Wisata agropolitan pun dapat dikembangkan seperti buah-buahanan unggulan kota ini yang perlu dizonasi komoditasnya dan wisata alam Metro yang memliki kontur sawah, kali dan tapak siring.
Jika dikonsep dan dikembangkan akan menarik bagi keluarga perkotaan yang jenuh dengan rutunitasnya.
Kunci keberhasilan wisata lokal Kota Metro ke depan adalah pertama dengan keterlibatan semua pihak.
Masyarakat dan pemerintah bersama-sama terlibat aktif di dalamnya. Kedua, peran pemerintah daerah, pemerintah daerah mesti memberikan stimulus, kemudahan, bimbingan kepada masyarakat.
Dan ketiga yang juga sangat penting adalah adanya sentuhan tekhnologi di dalamnya.
Era media sosial dan tekhnologi informasi saat ini mengharuskan kita mengadaptasi keinginan publik.
Meningkatnya pariwisata lokal maka secara tidak langsung akan meningkatnya jumlah kunjungan ke Kota Metro.
Otomatis efek peningkatan ekonomi dan kesejahteraan pun akan meningkat. Jika kita berwisata ke Yogyakarta, kita mesti mengunjungi Bantul dan sekitarnya.
Atau jika ke Kota Bandung, Anda juga akan berkunjung ke Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan sekitarnya.
Begitu juga semestinya jika ada yang berwisata atau bermalam di Bandar Lampung. Ada yang kurang jika Anda tidak berkunjung menikmati Kota Metro. []