Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Ucapan Miral Hayadi, Kabag Administrasi Wilayah Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat, dinilai arogan sehingga menyulut kegeraman pihak tertentu.
Hal itu dikatakan Wahidin, anggota lembaga masyarakat di Kabupaten Tulangbawang Barat kepada jejamo.com melalui telepon seluler pada Rabu 3/7/2019.
“Kami akan melaporkan Miral kepada penyimbang adat (tokoh adat) dan pihak terkait karena kami anggap dia melontarkan kata-kata kasar yang mengarah kepada SARA,” kata Wahidin.
Menurut Wahidin, pihaknya merasa geram dengan ucapan Miral yang terkesan tidak memiliki etika dalam berbicara.
Wahidin mengatakan, ucapan Miral itu ketika dikonfirmasi terkait kegunaan dana yang ditransfer kepala tiyuh senilai Rp10 juta untuk dana bimtek.
“Kami ada barang bukti yang jelas bahwa Miral mengatakan dirinya lebih keras dari salah satu suku yang ada di Tulangbawang Barat,” kata Wahidin.
Terpisah, ketika ditemui jejamo.com, Miral menyanggah bahwa dirinya melontarkan kata-kata yang mengandung unsur SARA.
“Ketika itu kami ngobrol dengan santai. Namun terkadang ucapan saya terpotong oleh lawan bicara. Maksud saya ketika itu saya minta maaf karena biasa berkata keras atau kuat. Bahkan mungkin suara saya lebih keras dari dari umumnya karena telah menjadi kebiasaan saya selama ini,” jelas dia.
Andika sebagai Kasubbag sebagai saksi membenarkan bahwa percakapan pada beberapa hari lalu yang dimaksud dengan Wahidin adalah membahas masalah dana desa dan anggaran dana desa.
“Tidak ada pertengkaran sedikit pun,” kata Andika kepada jejamo.com. [Buhairi Aidi/Mukaddam]