Berita Nusantara, jejamo.com – Kasus desahan dan tawaran pramugari janda yang dilakukan oleh kopilot Lion Air kini menjadi bahan berita berbagai media di dunia. Hal ini tak urung membuat nama Indonesia tercoreng.
Dikutip dari Tempo.co, Daily Mail menulis “Pilot banned from flying after, offering divorced Air Hostess as Compesation for a delya on a Flight to Bali.” dalam halamannya. Situs berita internasional itu juga mengupas berbagai sanksi yang akan diberikan bagi kopilot.
Sementara Media Singapura, The Straits Times mengangkat judul: Indonesia’s Lion Air Grounds Pilot For ‘offering Flight Attendant as compensation’ for delay. Isinya tak jauh-jauh soal kasus desahan di kokpit Lion Air, hingga sanksi kepada pilot.
Media Australia, News.com.au, Sabtu, 21/11/2014, menuliskan kasus desahan di kokpit memicu penyelidikan internal soal keamanan di maskapai penerbangan murah terbesar Indonesia. “Kopilotnya sudah dilarang terbang,” tulis media tersebut mengutip ucapan Direktur Lion Air Edward Sirait beberapa waktu lalu.
Ada juga media Pakistan, Tribune.pk yang menulis judul “Indonesian pilot grounded for ‘offering hostess as compensation.” dalam terbitannya, media Pakistan itu menulis bagaimana heboh skandal desahan nafas di pesawat itu, bermula dari laporan seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom. Mereka uga menyebut, kopilot yang bercanda menawarkan pramugari janda yang bertugas sebagai permintaan maaf melalui pengeras suara.
Kasus ini bermula saat salah seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom, ia yang ikut dalam penerbangan Lion Air JT 990 rute Surabaya-Denpasar menulis sebuah laporan di situs Bandara.web.id.
Lambertus dalam tulisannya yang diunggah pada 15 November pukul 10.46 itu mengaku resah, karena mendengar pilot pesawat menawarkan pramugari janda lewat speaker pesawat.
“Apakah itu bagian dari standar prosedur seorang pilot yang menawarkan pramugari berstatus janda kepada penumpang berkali-kali lewat microphone,” tulisnya.
Seluruh penumpang JT 990 rute penerbangan Surabaya-Denpasar yang terbang pada pukul 21.30 WIB, Sabtu 14 Nobember 2015, seketika terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain.
Lambertus juga menulis bahwa saat pesawat lepas landas, dari pengeras suara itu terdengar suara desahan. “Terdengar suara aneh dan mendesah selama penerbangan,” tulis Lambertus.
Parahnya lagi, setibanya di Bandara Ngurah Rai Denpasar, para penumpang yang penasaran pun menunggu di depan pesawat untuk bertemu pilot. “Namun, dia tidak mau bertemu dengan kami. Malah tertawa-tawa, dan mengangkat tangannya seperti menantang, ” katanya lagi.
Rabu 18 November 2015 lalu, Lion Air mengumumkan telah menonaktifkan pilot mereka itu dan telah mengelar penyidikan internal. Lion Air juga memastikan, jika nantinya pilot terbukti melakukan pelanggaran yang diluar prosedur atau di luar kepantasan, maka pihaknya akan memberikan sanksi tegas.(*)
jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya