Jejamo.com, Bandar Lampung – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Balai Besar Teknologi Pati Lampung menggelar pelatihan olahan pangan berbahan baku singkong bertajuk “Dengan pangan lokal menuju hidup lebih sehat”.
Acara yang berlangsung di Gedung Pusat Informasi Bisnis Teknologi dan Techno-park, Rabu, (4/9/2019), dihadiri Kepala BPPT Lampung Aton Yulianto, Perekayasa Utama BPPT Lampung Bambang Triwiyono, Dinas Kesehatan, Dinas Pangan dan peserta lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala BPPT Lampung Aton Yulianto mengatakan, kegiatan ini diadakan dengan alasan agar lembaga penelitian, perguruan tinggi dan pemerintah mempunyai produk inovasi makanan dari olahan singkong.
“Hasil olahan singkong nanti bisa dipamerkan kepada masyarakat, agar masyarakat juga termotivasi mengolah singkong menjadi berbagai macam makanan,” ujarnya.
Menurut Aton, jika semua pihak khususnya pemerintah daerah peduli, akan banyak orang yang tahu jika Lampung memiliki produk dari olahan singkong.
“Mungkin selama ini kita tidak peduli maka banyak orang yang tidak akan tahu Lampung punya apa,” paparnya.
“Sebenarnya sudah banyak penelitian olahan dari singkong, tapi semuanya tersebar tidak jadi satu sehingga kita tidak tahu sudah sampai sejauh mana,” sambungnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat mesti paham bahwa Lampung dikenal sebagai salah satu produsen singkong terbesar di Indonesia.
Namun ia mempertanyakan apakah masyarakat khususnya para petani sejahtera.
“Kalau kita dengar pak Gubernur Lampung berpidato Lampung nomor satu produksi singkong di Indonesia, tapi yang jadi pertanyaan apakah masyarakatnya sejahtera dan petani yang memproduksi singkong, apakah pati-pati sudah punya izin yang bagus. Kalau itu belum kenapa Lampung dibilang produksi singkong terbesar di Indonesia,” terangnya.
Oleh karena itu, ia meminta, penggiat inovasi harus terus mendalami. Kalau ada olahan dari bahan singkong, harga singkong otomatis lebih baik karena permintaannya lebih tinggi.
“Inilah upaya-upaya yang terus kami lakukan untuk menghasilkan produk-produk berbahan singkong. Ini juga perlu peran anak-anak muda, maka itu kami akan memberikan ruang bagi adik-adik di perguruan tinggi mengekspresikan kemampuan untuk berekspresi dan mengapresiasi mereka yang telah membuat produknya sediri dari bahan singkong,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]