Jejamo.com, Bandar Lampung – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Lampung meminta Pemerintah Provinsi Lampung serius mengembangkan singkong dan mensejahterakan para petaninya.
Kepala BPPT Lampung Aton Yulianto mengatakan, selama ini pemerintah daerah selalu bangga dan menomorsatukan hasil singkong. Namun ia menyayangkan upaya dan melindungi petaninya tidak maksimal.
“Maka itu, harus ada upaya pemerintah daerah, kalau perlu hadir langsung untuk menghimbau disetiap acara rapat di Provinsi Lampung mulai menggunakan produk dari singkong maupun produk Lampung lainnya,” ujarnya, Rabu, (4/9/2019).
Menurut Aton, Lampung selama ini terkenal singkong, kopi dan sebagainya. Tetapi, masyarakat yang memiliki usaha itu masih tidak banyak karena kemungkinan sulit memasarkannya.
“Di sini diperlukan lagi peran pemerintah daerah agar para pengusaha muda lebih semangat lagi,” paparnya.
“Kalau bergerak ramai baru singkong dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, kalau nggak ya sudah, selesai semuanya,” sambungnya.
Dirinya juga menyayangkan, petani sekarang lebih cepat masa panennya yaitu 6 sampai 7 bulan sudah dipanen. Seharusnya masa panen yang baik itu 10 hingga 11 bulan.
“Kalau masih muda dipanen akan merusak kualitas singkongnya, mungkin mereka terpaksa karena butuh uang keperluan sehari-hari. Artinya pemerintah daerah harus turun langsung mengatasi ini,” urainya.
Dia menambahkan, jika petani ingin panen lagi, petani mendapatkan bibitnya dari pohon singkong yang masih muda. Menurutnya, itu yang menghancurkan kualitas.
“Ini harus yang diperhatikan pemerintah dengan memberikan pendidikan dan menjamin para petani sebelum masa panen serta mengatur berniaganya agar petani dan pelaku usaha tidak rugi dengan melibatkan dinas-dinas terkait,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]
