Jejamo.com, Bandar Lampung – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lampung menggelar dialog terbuka bertajuk “Demokrasi Setengah Ruang”.
Acara yang berlangsung di Hotel Bukit Randu, Jumat malam, (26/10/2019, dihadiri sejumlah organisasi kepemudaan dan mahasiswa serta pers antara lain PMII, HMI, IMM, KAMMI, LMND, GMNI, PMKRI, GMKI, BEM se-Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung.
Ketua PMII Lampung Ahmad Hadi Baladi Ummah mengatakan, dialog terbuka ini dilaksanakan untuk memberi himbauan kepada anggota legislatif baru agar tidak melihat gerakan mahasiswa gerakan fanatis.
“Aksi demonstrasi yang terjadi sepanjang September 2019 pasti ada penyebabnya, baik itu kebijakan yang timpang maupun tindakan represif yang terjadi,” ujarnya.
Ia berharap gerakan mahasiswa tetap menjadi garda terdepan dalam mengawal demokrasi.
Terlebih terjadi ketiadaan oposisi dalam struktur pemerintahan yang baru.
“Itu dibuktikan dengan berbeloknya lawan politik Presiden Jokowi menjadi kelompok penduduk. Jadi peran mahasiswa sangat dibutuhkan saat ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, mahasiswa perlu terus mengawal keutuhan demokrasi di Indoenesia.
Ditambah lagi, ada catatan buruk DPR lalu dalam menentukan kebijakan. Itu artinya, anggota dewan telah menggunakan setengah ruang demokrasi.
“Para legislatif jangan sampai hanya menggunakan setengah ruang demokrasi dalam menentukan kebijakan, masyarakat juga memilki hak dalam menentukan kebijakan. Jadi perlu dilibatkan,” tandasnya. [Andi Apriyadi]
