Kamis, Desember 19, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Kemarau Panjang Bikin Pertumbuhan Sektor Pertanian di Lampung Melambat

Sawah di Wonosobo, Tanggamus, mengering karena kemarau panjang. | Zairi

Jejamo.com, Bandar Lampung– Musim kemarau panjang mengakibatkan turunnya tren harga komoditas pertanian global.

Sehingga pertumbuhan sektor pertanian melambat hingga triwulan III 2019.

Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, masih kuatnya permintaan domestik merupakan faktor pendorong pertumbuhan di sektor industri pengolahan.

Peningkatan kinerja sektor indutri pengolahan juga terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI Lampung.

“Itu artinya menunjukkan bahwa kapasitas produksi terpakai sektor industri pengolahan sampai dengan triwulan III 2019 meningkat menjadi 85,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 77,64 persen,” ujarnya, Kamis, (5/12/2019).

Menurut Budiharto, perekonomian Lampung pada tahun 2019 diperkirakan tumbuh di kisaran 5,1-5,5 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang tercatat sebesar 5,25 persen (yoy).

Dari sisi perkembangan harga, pencapaian inflasi Lampung hingga November 2019 tercatat sebesar 3,28 persen (yoy).

“Meskipun cenderung tinggi, capaian inflasi diakhir tahun 2019 diprakirakan masih sesuai dengan sasaran target 3,5±1 persen. Apresiasi yang tinggi kami berikan atas kerja keras seluruh pihak, khususnya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam pengendalian inflasi tahun 2019,” paparnya.

Ia menuturkan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan perlu menjadi perhatian.

Kinerja perbankan Provinsi Lampung masih kuat, tercermin dari peningkatan pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga (DPK) yang masing-masing sebesar 9,16 persen (yoy) dan 7,57 persen (yoy).

“Secara tahunan, pertumbuhan kredit sampai dengan triwulan III 2019 mencapai 8,4 persen (yoy), masih berada di bawah target pertumbuhan kredit nasional untuk keseluruhan tahun 2019 sebesar 10-12 persen (yoy). Sementara non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah berada di level 2,34 persen atau masih dalam batas aman kurang dari 5 persen,” tuturnya.

Dia menambahkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan perannya di daerah sebagai strategic advisor bagi pemerintah daerah dan stakeholder lainnya melalui analisis dan rekomendasi kebijakan terkait perekonomian.

“Untuk mendorong investasi di Provinsi Lampung, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah membentuk Forum Investasi Lampung (Foila) yang pada tahun 2019,” tandasnya. [Andi Apriyadi]

Populer Minggu Ini