Jejamo.com, Bandar Lampung – Tingkat kerusakan hutan mengalami peningkatan 37 persen. Penyebabnya dipicu oleh pengaplingan, penjarahan, dan penebangan ilegal.
Demikian dikemukakan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Rabu kemarin saat diskusi publik di Universitas Bandar Lampung.
Arinal yang pernah menjadi Kepala Dinas Kehutanan era Gubernur Sjachroedin ZP mengatakan, frekuensi pembalakan liar juga meningkat, khususnya terhadap pohon sonokeling.
“Mungkin karena mudah didapat dan harganya cukup mahal,” kata mantan Sekda Lampung itu.
Arinal Djunaidi menuturkan, perambahan hutan juga tercatat di belasan ribu hektare hutan dan lahan.
“Taman nasional kita juga banyak beralih fungsi menjadi kebun kopi,” kata dia.
Perambahan juga terjadi di hutan lindung.
Arinal mengatakan, semua pihak mesti membangun sinergi dalam upaya konservasi sumber daya alam hutan dan lahan.
Acara diskusi publik dibuka Rektor UBL Yusuf Sulfarano Barusman. Acara juga dihadiri beberapa tokoh penting.
Mereka di antaranya anggota DPD Bustami Zainudin, anggota DPR Mukhlis Basri, dan anggota DPR Hanan A Razak. [Fadhilah Shofa/Amara Dwi Harrisa]
