Jejamo.com, Tanggamus – Gelaran pemilihan kepala pekon (pilkakon) serentak di Tanggamus memasuki ahapan pengundian nomor urut calon, Senin, 9/3/2020.
Kepada jejamo.com, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemkab Tanggamus Wawan Harianto mengatakan, tahapan pilkakon serentak sudah memasuki tahapan pengundian nomor urut calon.
Kemudian dilanjutkan dengan tahapan-tahapan lainnya.
Menurutnya, dalam prosesnya memang ada terjdi permasalahan, terkait miskomunikasi, atau kurang pahamnya antara balon dengan panitia terkait aturan.
Ia mengatakan, dari 208 balon dari 30 pekon yang mengikuti tes seleksi CAT yang dilaksanakan di Unila, 150 dinyatakan lolos.
Namun, untuk keseluruhan calon yang akan mengikuti kontestasi, belum semua kecamatan menyerahkan berkas.
Pihaknya menetapkan batas waktu sampai Rabu, 11 Maret 2020.
“Kalau sudah menerima semua data calon berikut nomor urutnya, segera kami sampaikan kepada perusahaan untuk proses percetakan surat suara. Kami rencanakn awal April sudah bisa didistribusikan ke panitia berikut kotak suaranya,” jelas Wawan.
Ditambahkannya, berdasarkan Perbup Nomor 69 Tahun 2019, bab IV poin 7 jelas dikatakan, segala biaya yang dikeluarkan terkait dengan persaratan calon kepala pekon, mulai dari pembuatan SKCK, tes narkoba dan sebagainya dibebankan kepada calon.
Adapun biaya yang diakomodasi APBD Tanggamus, di antaranya surat suara, kotak suara, perlengkapan TPS, tenda dan kursi, bilik suara, konsumsi, dan honor panitia.
“Saya mengimbau kepada seluruh panitia agar melaksanakan proses sesuai dengan tahapan dan regulasi yang mengatur pilkakon serentak, mulai dari Permendagri sampai pada Perbupnya,” kata Wawan.
Untuk balon yang tidak lolos seleksi di tingkat kabupaten, agar berjiwa besar dan legawa menerima. Sebab, seleksi dilaksanakan secara transparan oleh pihak independen yakni Unila.
Kepada calon yang akan ikut berkompetisi agar tetap menjaga kondusivitas, siap menang siap kalah, dan tidak melakukan pelangaran yang nantinya merugikan calon.
Ia meminta semua berkompetisi secara sportif, damai dan jurdil.
Dengan demikian, menghasilkan pemimpin yang bisa membangun dan mensejahterakan maayarakat, dan benar-benar dicintai masyarakatnya. [Zairi]