Jejamo.com, Tanggamus – Pekon Sampang Turus terletak di pedalaman di Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus.
Akses jalan menuju dan keluar pekon sangat sulit dilalui kendaraan beroda dua dan beroda tiga.
Dengan jalan berkelok dan menurun ditambah dengan konstruksi jalan onderlaag yang sudah hancur di sana sini, menambah parah mobilitas warga keluar masuk membawa hasil bumi dari pekon setempat.
Asriyudin, warga setempat, kepada Jejamo.com mengatakan, ia mengemudikan mobil mengangkut keluar masuk hasil bumi dari pekon setempat. Menurut dia, jalan ini satu-satunya akses menuju kecamatan.
“Kalau mau ke-kecamatan atau pekon lain, mobil harus ada muatan. Karena kalau kosong mobil susah menanjak. Kami pakai bandulan dengan mengisi bagian belakang bak mobil dengan krokos,” jelas Asriyudin. Sabtu (28/3)
Menurut dia, warga sangat berharap ada perbaikan jalan yang rusak dan jembatan yang ambruk diterjang banjir. Ini untuk mempermudah keluar masuk warga.
Ia juga mengatakan, tiap hari warga Pekon Sampang Turus membawa keluar hasil bumi di antaranya pepaya kalifornia dengan mengunakan jasa ojek motor, juga mobil.
“Jadi bisa dibayangkan kalau habis turun hujan, tanjakan di atas sana sangat licin karena tertutup lumpur. Banyak kendaraan roda dua yang terbalik,” ucapnya.
Senada dengan Asriyudin, Batin Mukhtar warga pekon yang sama juga mengatakan, selain jalan rusak, akses diperparah dengan ambruknya jembatan Way Sampang Gernuk dua minggu lalu.
Warga sudah berupaya membangun jembatan secara swadaya dari pohon kelapa. Mereka berharap kalau banjir  tetap bisa melewatinya.
Menurutnya, warga berharap jembatan yang menjadi satu-satunya penghubung pekon ini dengan kecamatan dan pekon lain bisa segera dibangun.
“Kami juga berharap jalan bisa diaspal terutama di tanjakan supaya lancar mobilitas kami,” harapnya. [Zairi]