Jejamo.com, Bandar Lampung – Dapur Bersama Ramadan ACT Lampung menyalurkan bantuan menu buka puasa untuk anggota Dewan Perwakilan Cabang Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Bandar Lampung pada Jumat kemarin (24/4).
Makanan berupa nasi rica-rica, sambal, kerupuk dan kurma tersebut merupakan hasil olahan dari relawan Dapur Bersama Ramadan.
Ketua Pertuni Bandar Lampung Bambang Sukoco (63) menjelaskan saat ini anggota Pertuni sebanyak 150 orang yang tersebar di beberapa wilayah seperti Kedamaian, Sukabumi, Gedongair, Langkapura, dan Kemiling.
Mayoritas penyandang tunanetra tersebut berprofesi sebagai tukang pijat tradisional dan pedagang keliling.
Dengan adanya dampak pandemi corona pendapatan menjadi anjlok. Biasanya sehari mendapatkan penghasilan Rp250 ribu dari melayani pijat 2-3 pasien, saat ini sehari kadang tidak dapat.
Sedangkan yang berdagang keliling juga sepi pembeli.
Bambang juga menjelaskan uluran tangan dari para donatur sangat diharapkan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, anggota Pertuni hanya mengandalkan dari tabungan pribadi yang sangat minim.
Dia udah mengajukan proposal ke beberapa pihak namun masih menunggu respons.
Lanjutnya, Ia sangat bersyukur atas respons tim ACT Lampung mengirim bantuan menu berbuka puasa.
Rencananya penyaluran bantuan akan bertahap ke lokasi-lokasi yang banyak ditempati penyandang tunanetra.
“Hari ini kami menyalurkan bantuan dari Dapur Bersama Ramadan sebanyak 80 paket untuk anggota yang tinggal di Gedongair dan Kemiling. Nanti akan berlanjut ke lokasi lain, sekarang teman-teman sangat berharap bantuan,” ucapnya.
Regina Locita Pratiwi, Kepala Program ACT Lampung, mengatakan, data anggota Pertuni sudah masuk ke daftar calon penerima manfaat lanjutan, pihaknya sedang mengajukan bantuan lain ke beberapa mitra.
Harapannya masyarakat tergerak membantu warga terdampak corona terutama penyandang tunametra.
“Aksi bagi menu buka dan sahur terus berlanjut menyasar masyarakat pekerja informal seperti pekerja harian, buruh, pedagang asongan, pelaku pariwisata dan lainya yang terdampak perekonomianya,” tutupnya. [Hermawan Wahyu Saputra]