Jejamo.com, Bandar Lampung – Terletak di garis pantai Kota Bandar Lampung, Kampung Rawalaut terkenal dengan sulitnya akses air bersih.
Sumur bor yang menjadi salah satu sumber air bersih tak lagi mumpuni.
Melihat kondisi tersebut ACT Lampung melakukan distribusi air bersih di 4 RT yang berlokasi di Kampung Rawalaut Kelurahan Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung pada Senin, 8/7/2019.
Menurut Ketua RT 10 Eko Ferianto, sebagian masyarakat menggunakan air bor hanya untuk urusan MCK.
Hal ini karena air yang dihasilkan masih payau sehingga tidak layak digunakan untuk memasak.
“Air sumur bor masih agak asin, kalau untuk mandi bikin kulit kering dan busikan,” ucapnya.
Saat ini masyarakat membeli air PDAM dari pengepul seharga seribu rupiah per jeriken ukuran 20 liter.
Biasanya sehari satu keluarga menghabiskan tiga jeriken untuk masak dan minum.
Eko menuturkan di wilayahnya belum ada penampungan air bersih sehingga masyarakat masih menggunakan jeriken maupun ember.
Dirinya berharap segera dibangun penampungan air bersih dan distirbusi air setiap hari.
“Beberapa hari ini air PDAM belum ngalir lagi, jadi masyarakat beli air dari pengepul untuk masak dan minum. Alhamdulillah ada bantuan air bersih dari ACT jadi masyarakat nggak perlu beli air lagi, penghasilan yang minim bisa untuk mencukupi kebutuhan lainya,” ucapnya.
Erianingsih (56 tahun) sebelumnya harus mengeluarkan biaya Rp40 ribu per hari untuk membeli air MCK, selain itu Ia harus mengeluarkan biaya Rp15 ribu untuk jasa binatu.
“Air bor masih asin, sehari habis Rp55 ribu buat beli air untuk mandi sama laundry baju, belum lagi beli air untuk minum, berat banget,” tuturnya.
Kepala Program ACT Lampung Arief Rakhman mengatakan program bantuan air bersih akan terus dilakukan selama sepekan di beberapa lokasi di Kota Bandar Lampung.
Dengan adanya bantuan air bersih diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan yang lain.
“Semoga air bersih bermanfaat untuk masyarakat baik pemenuhan kebutuhan air bersih maupun menciptakan hidup sehat,” tutupnya. [Hermawan Wahyu Saputra]