Jejamo.com, Bandar Lampung – Menciptakan lingkungan asri dan sehat plus punya sarana sanitasi memadai sudah dimiliki warga SMPN 7 Bandar Lampung. Kehijauan sekolah ini bahkan mengundang beberapa orang asing berkunjung ke sekolah ini.
Mereka terkagum-kagum dengan keasrian dan kebersihan sekolah plus kedisiplinan. Termasuk melihat tanaman hidroponik di sekolah ini.
Mewujudkan hal itu tentu bukan perkara mudah. Menyamakan persepsi di awal sehingga ada satu kesadaran bersama adalah kuncinya.
Ngatijo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 7 Bandar Lampung, mengatakan, menggerakkan semua warga sekolah untuk mencapai misi yang sama itu membutuhkan perjuangan. Ada kalanya, persepsi yang dibangun belum bisa diterima semua orang.
“Maka itu kami melakukan pendekatan berbasis agama. Hadis soal lingkungan, kebersihan kami sampaikan. Misal soal pahala besar orang menanam pohon meski ia tidak menikmati buah dari pohon itu,” kata Ngatijo saat menjadi narasumber Learning Event soal sanitasi kemarin gelaran Mitra Bentala di Hotel Marcopolo.
Ngatijo bilang, pendekatan kepada anak juga dengan menyampaikan hadis-hadis nabi agar dasar pijakannya itu agama.
“Alhamdulillah dari sana kami bisa menata lebih baik,” kata dia.
Selain itu, urai Ngatijo, adanya kelompok kerja (pokja) juga memudahkan sekolah. Misalnya pokja kebersihan, pokja keamanan, pokja hidroponik, dan sebagainya.
“Yang penting kami menjaga keikhlasan dalam bekerja. Ini penting karena kalau dasarnya tidak ikhlas, apa-apa jadi berat,” kata Ngatijo.
Learning Event soal sanitasi sendiri diisi beberapa narasumber. Mereka adalah Reza Hendrawan dari UNICEF, Sumarsih dari Dinas Pendidikan Lampung, Agus Setyo Widodo dari Dinas Kesehatan Lampung, dan Mashabi, Direktur Eksekutif Mitra Bentala. [Andi Apriyadi]
