Jejamo.com, Kota Metro – Anggota Komisi I DPRD Kota Metro, Abdulhak, mempertanyakan predikat terbaik Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan yang diraih kota tersebut. Menurutnya status terbaik itu tidak berkorelasi dengan sarana dan prasarana yang ada di lapangan.
Politikus Partai Nasdem itu menyebut Kota Metro harus punya ikon sebagai barometer kota pendidikan. Hal itu disampaikannya menanggapi kekurangan bangku di SD Negeri 2 Metro Timur.
Sejumlah bangku di sekolah tersebut dinilai sudah tak layak pakai karena termakan usia. Bahkan, Abdulhak menyebut kondisi itu telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
“Kita menyatakan diri sebagai kota pendidikan, tapi enggak ada ikonnya. Apa sih sebenarnya yang dilihat orang? Katanya kita kota pendidikan, tapi ada sekolah yang tidak mempunyai kursi. Nah, ini kan jadi kurang baik, gitu,” kata Abdulhak saat dikonfirmasi Jejamo.com, Selasa, 14/3/2023.
“Katanya SPM kita nomor satu se-Indonesia, tapi infrastruktur pendidikannya saja kok sudah tidak benar,” timpalnya.
Selain itu, Abdulhak juga mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk lebih serius mengevaluasi program kerja. Bukan malah seolah telah berpuas diri dengan capaian yang diraih.
“Ya kalau para orang tua murid itu lebih tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah swasta, itu artinya daya tarik terhadap sekolah negeri kita rendah. Jadi, saya kira ini kan perlu diuji juga. Kalau SMP negerinya memang sebaik itu, tentu peminat ke swasta rendah. Lah ini malah sebaliknya. Hal ini perlu juga mendapat perhatian,” tandasnya.
Diketahui, sebelumnya Kota Metro berhasil meraih predikat terbaik peringkat satu, SPM Kategori Kota se-Indonesia triwulan ke-4 tahun 2022, bidang urusan tertinggi dalam pengisian pendidikan dengan persentase 98,27 persen pada Februari 2023 lalu.(*) (Anggi)