Jejamo.com, Lampung Tengah– Bupati Lampung Tengah, Mustafa, meminta agar karang taruna di kabupaten setempat, dapat melahirkan program-program kerja yang dapat menyentuh masyarakat.
“Keberadaan karang taruna diharapkan bisa menjadi organisasi yang mendukung pembangunan dan program pemerintah. Sebagai organisasi yang ada di pelosok desa kelurahan hingga kota, saya berharap ingin Karang Taruna mempunyai garapan atau program yang jelas,” ujarnya saat membuka rakerda Karang Taruna di Vila Nurdin Muhayat Gunungsugih, Senin, 4/9/2017.
Mustafa menambahkan, karang taruna harus bisa menjadi gerakan sosial di tengah masyarakat. Dengan begitu, karang taruna akan terasa manfaat dan kehadirannya menjadi pelopor yang mempunyai garapan yang jelas.”Karang taruna jangan hanya ada, tapi jelas ada gerakan sosialnya,” ujarnya.
Menurutnya, karang taruna yang dinauingi oleh para pemuda yang bisa mensosialisaiskan nilai-nilai kebersamaan di lingkungan, mengokohkan nilai-nilai kebangsaan, dan juga mengukuhkan fakta kebinekaan.
“Saya kira kalau fungsi besar ini kita pahami dengan baik niscaya kita akan sangat aktif di karang taruna karena keaktifan ini akan menjadi sebuah gerakan sosial untuk merajut, menenun kebangsaan kita,” imbuh Mustafa,
Di Lampung Tengah sendiri, upaya pemberdayaan terhadap pemuda terus dilakukan pemerintah daerah, diantaranya dengan mengalokasikan anggaran untuk Karang Taruna sebesar Rp 300 juta. Atas perhatiannya tersebut bupati ronda ini menerima penghargaan Satya Lencana Aditya Karya Mahatva Yodha Award (KMYA) 2016 sebagai pembina umum Karang Taruna terbaik tingkat kabupaten/Kota tahun 2016.
“Anggaran tersebut untuk mendukung kegiatan karang taruna dari tingkat Kabupaten Hingga Kecamatan bahkan sampai kampung. Karang taruna juga diberikan ruang untuk mengontrol dan memberikan masukan terhadap beberapa kebijakan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah ,” jelasnya.
Sementara, Ketua Karang Taruna Lampung Tengah Ricky Augusta mengatakan dalam Rakerda akan dibahas program-program kerja yang memainkan 3 aspek yakni kesejahteraan sosial, yaitu peran fasilitasi, peran edukasi dan peran mediasi.
“Di forum ini pengurus menjabarkan dan mengaplikasikan hasil-hasil TKD menjadi sebuah rumusan dan keputusan yang betul-betul harus optimal, representatif, akomodatif dan demokratis bagi komunitas pekerja dan relawan sosial dari kalangan generasi muda yang berada di bawah naungan karang taruna,” tandasnya.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com