Jejamo.com, Metro – Pembangunan pertanian di Kota Metro saat ini difokuskan mendukung kebijakan pencapaian target produksi padi nasional tahun 2016 sebesar 75,13 juta ton gabah kering giling (GKG).
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro Yeri Ehwan. Ia mengatakan, untuk pemenuhan target produksi padi nasional tersebut, Lampung memiliki target produksi padi sebesar 4,3 juta ton GKG.
“Untuk pencapaian target tersebut, Metro mendapat alokasi sasaran produksi padi sebesar 27.220 ton GKG,” jelas Yeri kepada Jejamo.com, Rabu, 24/2/2016.
Dilanjutkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui dinas terkait menciptakan berbagai program Pertanian untuk memenuhi target tersebut. Adanya keterbatasan lahan pertanian di Kota Metro, penanaman padi akan dilakukan sebanyak dua kali (indeks pertanaman 200%).
Untuk periode penanaman, imbuhnya, yakni musim tanam (MT) I atau rendeng pada bulan 2015-Maret 2016. Berlanjut MT II atau gadu pada April-September 2016.
Sementara upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi selain menggunakan bibit padi varietas unggul, juga dengan penggunaan pupuk berimbang dan teknologi tanam jajar legowo (jarwo).
“Upaya lainnya berupa percepatan penanaman, serta pemanfaatan lahan-lahan yang kurang produktif secara optimal. Seperti dilakukan pengolahan lahan tidur maupun lahan perladangan, agar dapat ditanami padi dan fungsi lahan lebih produktif,” papar Yeri.
Selain itu, akan dilaksanakannya pembukaan areal sawah baru di Kelurahan Karangrejo, Metro Utara, seluas 50 hektare. Saat ini juga sudah dilakukannya koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, untuk melaksanakan Survey Investigation and Design (SID) terkait rencana pencetakan sawah baru tersebut.
Selanjutnya untuk mengatasi kendala terbatasnya suplai air irigasi terlebih pada lahan sawah baru, imbuhnya, telah dilakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Seputih Sekampung, UPT Pengairan Kota Metro dan TP4K Provinsi Lampung. Langkah lainnya berupa penyediaan mesin pompa air, pembangunan sumur bor, embung dan cekdam.
Kemudian untuk percepatan tanam dan pelaksanaan panen, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyalurkan bantuan alat pertanian berupa handtractor (alat olah tanah), transplanter (alat tanam) dan combine harverster (alat panen) kepada kelompok tani (poktan) di Kota Metro.
Pembangunan Kota Metro di sektor pertanian, tegasnya, perlu diperkuat dan ditingkatkan mengingat semakin bertambahnya kebutuhan pangan masyarakat. Di samping untuk mengupayakan program swasembada pangan, kelebihan hasil produksi pangan dapat dijual keluar Daerah dan otomatis mengangkat perekonomian para petani.
“Penganekaragaman (diversifikasi) produksi dan pengembangan teknologi pengolahan pangan berupa tumbuh-tumbuhan, hewan ternak ataupun perikanan juga perlu untuk terus ditingkatkan,” tegas Yerri lagi.
Sementara itu, masih menurut Yerri, dengan kepemimpinan yang dihasilkan oleh pilihan masyarakat akan mampu membawa sektor Pertanian lebih berkembang. Terlebih untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, baik berupa aneka produk pangan maupun pangan pokok seperti beras.
Selain itu, harapan lainnya berupa pelaksanaan konsep pembangunan Pertanian Perkotaan Berkelanjutan yang hemat lahan dengan produktivitas tinggi.
Juga berkenaan dengan seluruh program dan sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2016 oleh dinas terkait, untuk dapat dilaksanakan agar bisa tercapai sesuai harapan.
Menyambut kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro Achmat Pairin dan Djohan, bersama dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Metro serta semua pihak terkait, imbuhnya, besar harapan pembangunan pada sektor Pertanian semakin diperkuat dan ditingkatkan. Arahan, pembinaan, dan bimbingan dari kepemimpinan keduanya sangat diharapkan.
“Di samping pencapaian program swasembada pangan utamanya padi, program lainnya yang juga penting untuk dikembangkan adalah Hortikultura, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan,” pungkas Yeri.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com