Jejamo.com, Bandar Lampung – “Teett… teett ….”. Suara bel SDN 1 Gunungsulah berbunyi, menandakan jam belajar telah habis. Seluruh siswa pulang menuju rumah masing-masing. Demikian juga dengan Aldi, siswa kelas V yang berumur 10 tahun. Aldi adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara.
Siang itu Aldi pulang dari sekolah dan langsung menuju ke rumahnya di Jagabaya II. Setelah sampai di rumah, Aldi langsung mengganti seragam sekolah dengan baju bermain. Setelah itu dia menyantap makan siang yang sudah disediakan ibunya di meja makan.
Selesai makan, Aldi berpamitan dengan ibu untuk pergi melakukan pekerjaan yang sudah dia jalaninya selama tiga tahun ini: berjualan koran.
Aldi biasa berangkat menaiki sepeda mini kesayangannya. Sepeda itulah yang selalu menemani kemana pun Aldi pergi. Namun terkadang Aldi diantar sang kakak menggunakan sepeda motor.
”Saya lebih senang naik sepeda daripada diantar kakak,” tutur Aldi kepada jejamo.com beberapa waktu lalu.
Aldi biasa mangkal di depan sebuah toko di Jalan Urip Sumoharjo, dekat pompa bensin. Dia bekerja dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00WIB. Dan dalam sehari, Aldi bisa menjual 10 hingga 20 lembar sehingga dia mendapatkan hasil sekitar Rp25 ribu dalam sehari. Nominal yang cukup besar bagi seorang anak kecil seumuran Aldi.
Bahkan bisa lebih bila ada orang yang berbesar hati memberinya uang tanpa harus membeli korannya. Di bawah teriknya matahari, Aldi dengan semangat menawarkan kepada setiap pengunjung tanpa mengeluh.
“Koran, koran, korannya, Pak, Bu.”
Aldi tidak berkecil hati walaupun jualannya sepi. Aldi selalu bekerja dengan giat walupun harus mengganti jam bermainnya dengan berjualan koran.(*)
Laporan Topan Samboja, Kontributor Jejamo.com