Jejamo.com – Pemerintah Aljazair sedang membangun sebuah masjid terbesar di dunia yang disebutĀ sebagai pelindung dari Islam radikal dan mahkota peninggalan bagi Presiden Abdelaziz Bouteflika yang kini berkuasa.
Masjid yang dinamakan Djamaa El Djazair itu dibangun menghadap Teluk Aljir. “Beberapa telah menuduh kami membangun sebuah kuil untuk para ekstrimis, namun sebaliknya, itu akan menjadi pukulan berat bagi ekstremis, ” kata Ahmed Madani, penasihat menteri perumahan yang bertanggung jawab untuk proyek yang dikerjakan perusahaan Cina tersebut.
Struktur masjid itu juga dilengkapi menara setinggi 265 meter dan ruang shalat seluas sekitar 200.000 meter persegi yang mampu memuat 120.000 jemaah dalam satu waktu.
Di kompleks masjid itu akan tersedia perpustakaan, sekolah pengajian al-Quran dan museum kesenian serta kebudayaan Islam. Masjid ini akan dilengkapi dengan panel surya dan sistem canggih untuk menahan air hujan yang kemudian akan didaur ulang untuk keperluan lain. Selain itu, juga dibangun sistem pertahanan ketika gempa.
Seperti yang dilansir Guardian pada 5 Mei 2016, masjid yang dijuluki “Masjid Bouteflika”, total biaya pembangunan kompleks yang diluncurkan pada 2012 tersebut mencapai US $ 1 miliar atau setara Rp 13,3 triliun.
Ide untuk membangun masjid besar itu telah tercetus sejak 1962 ketika Aljazair mendapat kemerdekaan dari Prancis. Impian itu akhirnya tercapai setelah pelantikan Abdelaziz, pemimpin yang memiliki minat sangat mendalam terhadap seni dan budaya Islam.
Kompleks itu terletak di antara pusat atraksi wisatawan di masa depan dan daerah pemukiman kelas pekerja di kota Aljir yang sebelumnya menjadi daerah ekstremis Islam.(*)
Tempo.co