Jejamo.com, Bandar Lampung – Ana Yuliana, seorang guru dari Muaradua, Sumsel, kini sedang berjuang membantu anak-anak autisme.
Melalui novel berjudul “Maila” yang ditulisnya, Ana mengangkat kisah tentang kehidupan anak autis yang berupaya agar bisa hidup sewajarnya sebagaimana anak-anak yang lain.
Dalam novel itu juga dikisahkan bagaimana orang-orang terdekat seharusnya memperlakukan anak autisme agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Novel “Maila” yang ditulis Ana saat ini sedang dipasarkan secara onlinE. Ana berkomitmen sebagian keuntungan yang didapat dari penjualan itu pun akan digunakan untuk kegiatan amal bagi anak autisme dan anak berkebutuhan khusus lainnya.
“Saya ingin berbagi. Semoga ini menjadi amal jariyah,” kata Ana.
Ana juga mengungkapkan selama ini dirinya sudah sering mengadakan kegiatan amal, dari skala lokal hingga nasional. Yang terakhir dilakukannya adalah penggalangan dana untuk korban gempa Lombok.
Dan sekarang dirinya membuat novel yang mengisahkan perjuangan hidup anak autis, dan sebagian keuntungan penjualan novelnya untuk mereka juga.
Ana langsung memasukkan komponen amal dalam harga novel sehingga setiap novel yang dibeli konsumen maka di situ sudah ada bagian untuk kegiatan amal.
“Sebagian memang kalau tidak ditodong ya agak sungkan keluar uang walau cuma receh,” demikian konsep Ana yang juga merupakan salah satu investor toko ‘212 Mart’ yang ada di daerahnya.
Ana berharap novel Maila karyanya bisa direspons positif oleh pembaca. Selama ini, kata Ana, penggalan-penggalan dalam novel itu merupakan cerita bersambung yang diposting pada grup penulisan di media sosial, yang tiap kali diposting selalu mendapat ribuan respon dari pembaca.
“Novel Maila bukan mengisahkan wanita cantik dengan segala pesonanya, bukan pula tentang laki-laki gagah yang berdarah-darah mengejar cinta dunia. Ini adalah perjuangan dari setiap tokoh cerita untuk memaknai arti ikhlas yang sesungguhnya,” ucap Ana.
“Kendati ada bumbu-bumbu kisah asmara, insya Allah isi novel ini bukan hanya hiburan semata. Sudah dibaca oleh ribuan orang di media sosial, dan mendapat apresiasi yang baik dengan ratusan komentar. Hampir semua berkomentar lebih mensyukuri hidup setelah membacanya dan berpendapat bahwa novel ini layak dibaca oleh semua lapisan usia,” kata Ana.(*)
Laporan Sulistohadi, Kontributor Jejamo.com