Jejamo.com – Sebuah catatan medis di jurnal The Dental Cosmos, seorang dokter gigi abad ke-19 dari Pennsylvania, Amerika SerikatĀ bernama WH Atkinson melaporkan kejadian yang tak biasa pada pasiennya. Setidaknya ada tiga kasus di mana keluhan nyeri gigi pada pasien berakhir dengan meledaknya gig para pasien itu.
Kasus pertama terjadi di tahun 1817, seorang pendeta yang ketika itu mengeluh sakit pada gigi taring. Karena belum ada obat yang murah dan efektif maka sang pendeta terpaksa harus menahan nyeri dengan caranya sendiri mulai dari berteriak sampai mencelupkan kepalanya ke air dingin.
“Semua terbukti sia-sia sampai pukul sembilan pagi esok harinya. Ketika ia sedang berjalan dengan delirium liar, tiba-tiba terdengar suara tajam sesuatu yang pecah, seperti tembakan pistol, giginya pecah berkeping-keping dan rasa sakit itu hilang,” tulis Atkinson seperti dikutip dari BBC, Kamis, 3/3/2016.
13 tahun kemudian, hal serupa terjadi lagi. Kali ini terjadi pada seorang pasien wanita bernama Letitia. Kasus terakhir yang ditangani oleh Atkinson terjadi pada tahun 1855 pada wanita bernama Anna.
Editor untuk British Dental Journal mengatakan kasus gigi meledak ini tak biasa tapi sebetulnya tak unik juga. Selain tiga kasus yang tercatat oleh Atkinson ada juga laporan dari dokter gigi lainnya yang bahkan kasus ledakannya lebih hebat.
Mengapa gigi bisa meledak dijelaskan oleh Profesor Kimia Andrea Sella dari University College London kemungkinan berhubungan dengan bahan pembuat tambalan gigi. Zaman dulu logam berat seperti timbal, timah, dan perak umum digunakan untuk menutup gigi berlobang dan bila dua jenis atau lebih logam digunakan maka hal ini bisa mengubah komposisi mulut seperti baterai.
“Karena campuran logam yang ada di mulut Anda, ada kemungkinan terjadi elektrolisis spontan. Penjelasan favorit saya adalah ketika tambalan tak dilakukan dengan rapi, lubang yang masih ada bisa membuat hidrogen tertimbun di dalam gigi,” ujar Sella.
Timbunan hidrogen di dalam gigi ini lah yang kemudian dapat meledak ketika campuran tambalan logam memicu percikan.
Sayangnya hingga sekarang teori ini belum bisa terbukti karena minim bukti dari pasien yang disebutkan dalam catatan. Kasus gigi meledak terakhir tercatat terjadi di tahun 1920-an dan sejak itu teknologi bahan tambal gigi sudah jauh lebih maju.(*)
Detik.com
[news_list title=”Lifestyle” display=”category” category=”24″ count=”3″ excerpt_length=”70″ show_more=”on” header_background=”#000000″ header_text_color=”#ffffff” hide_dots=”yes”]