Jejamo.com – Anggota Komisi Pertahanan DPR RI, Andreas Hugo Pereira, berpendapat pemutaran film Pengkhianatan G 30S PKI yang digagas kembali oleh TNI Angkatan Darat telah kehilangan momentumnya. Menurut dia, pemutaran film yang berisi indoktrinasi dan propaganda tersebut telah ketinggalan jaman.
“Mudah-mudahan masih ada yang mau menonton,” kata Andreas kepada Tempo, pada Ahad, 17 September 2017.
Meski begitu, politisi PDIP ini mempersilakan jika memang ada pihak yang ingin memutar kembali film tersebut ini karena menurutnya sejak awal tidak ada pelarangan pemutaran. “Ya silakan saja, selama ada pihak (stasiun televisi) yang bersedia untuk memutarnya,” katanya.
Polemik pemutaran film Pengkhianatan G30S PKI mencuat setelah TNI AD menginstruksikan kepada jajarannya di seluruh daerah untuk mengajak masyarakat menonton kembali film besutan sutradara Arifin C Noer itu. TNI AD menilai pemutaran film tersebut untuk mempelajari kembali sejarah perjalanan Indonesia.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto menilai, sejak era reformasi, hal-hal terkait sejarah, Pancasila, dan budi pekerti kurang diajarkan di bangku sekolah. Dia juga menyebutkan sejumlah alasan lain yang mendasari lembaganya perlu mengajak masyarakat menonton film tersebut.(*)
