Jejamo.com, Kalianda – Anggota DPRD Lampung Selatan dari Komisi B, Made Sukentre, mempertanyakan program perjalanan spritual bagi umat Hindu Dharma yang hilang begitu saja, padahal saat pembahasan disetui 60 orang.
“Saat Maret, saya memperoleh informasi dikurangi menjadi 30. Lalu dapat informasi lagi tidak ada. Ke mana anggaran itu?,” kata Made Sukentre, Kamis, 8/12/2016.
Para wakil rakyat sebelumnya juga mengkritisi pembatalan program umrah tahun 2016. Dalam hearing bersama Kepala Bagian Bina Mental Spritual diketahu bahwa pembatalan program umrah dikarenakan masalah waktu yang sudah masuk Desember ini tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan tender. Menurut A Kholil, Kepala Bagian BMS, awalnya rencana berangkat pada Maret lalu, tapi ada transisi di Februari dari Pj Kherlani ke Bupati Zainudin Hasan. Saat itu, Bupati Zainudin Hasan meminta diverifikasi kembali untuk para peserta.
“Oleh Bupati disetujui 17 orang, tapi saat kami koordinasikan dengan pihak keuangan, program umroh tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Jika hanya 17 orang, maka yang lain akan hangus,” ungkap Kholil.
Kemudian, pasca transisi Sekda Freddy Sukirman, pihak BMS kembali diminta untuk verifikasi nama-nama peserta. “Pada 23 November, kami kembali menghadap Bupati, kemudian keluarlah 55 nama tersebut. Lalu, pada 2 Desember kami melakukan rapat persiapan, namum pokja menolak melaksanakan karena keterbatasan waktu,” tambah Kholil.(*)