Jejamo.com, Kota Metro – Ketua Dewan Pendidikan Kota Metro Nasrianto Effendi mengunjungi kediaman korban pembunuhan Helen Ameliani Wijaya binti Ghojali Azis (Jalit), di Kelurahan Hadimulyo Barat, Metro Pusat, Jumat, 29/7/2016.
Ia yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi I DPRD Kota Metro, menyampaikan duka yang sedalam-dalamnya dan berharap keluarga dapat menerimanya dengan ikhlas.
Kepada Jejamo.com Nasrianto mengatakan, sekali lagi Kota Metro mendapatkan musibah kekerasan terhadap anak di bawah umur. Lebih lagi, musibah kali ini menyebabkan korbannya meninggal dunia.
Menurutnya, kejadian tersebut haruslah dijadikan cermin dan bahan introspeksi bersama, dimana peran orang-orang terdekat sebagai benteng para anak-anak mulai hilang. Pengawasan, pendidikan moral serta pendidikan keagamaan dari lingkup keluarga benar-benar mulai redup.
“Ada orang tua yang merupakan figur utama untuk menjadi benteng anak-anak, kemudian ada Guru, Ulama dan tokoh masyarakat. Kesemuanya memiliki hak untuk ikut mendidik dan mengawasi,” ujar Nasrianto.
Selain itu, permasalahan yang timbul dari setiap anak-anak sejatinya adalah proses pembelajaran baginya. Sehingga dalam menerima pembelajaran itu, pihak-pihak tersebut utamanya orang tua wajib memberikan pendampingan.
Hubungan emosional yang baik antara anak dan orang tua, kata Nasrianto, akan menjadikan anak lebih terbuka atau jujur, serta berani mengungkapkan kesulitan atau masalah yang menimpanya.
“Inilah yang sedang banyak dilupakan oleh para orang tua, bentuk perhatian sebagai simbol kepedulian mulai hilang. Sehingga sangat mungkin, bahwa anak akan menjadi lebih tertutup, memberontak bahkan terkesan liar. Kejadian ini juga dijadikan pembelajaran, mulailah untuk peduli, awasi, dan bangun kedekatan dengan anak,” tukasnya.(*)
Laporan Tyas Pambudi, Wartawan Jejamo.com