Jejamo.com, Pringsewu – Yayasan Konservasi Way Seputih dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu kembali menggelar rapat monitoring progress percepatan ODF dan pembentukan team verifikasi Kecamatan Ambarawa, Senin (28/8).
Kegiatan tersebut merupaka rangakai roadshow di delapan kecamatan untuk mengawal ODF 2017 Kabupaten Pringsewu. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Kantor Camat Ambarawa dihadiri sekitar 30 orang peserta.
Camat Ambarawa Ani Sundari dalam sambutannya mengungkapkan Kecamatan Ambarawa berkomitmen untuk bisa ODF pada bulan November.“ Memang masih banyak jumlah rumah tangga yang belum memiliki dan mengakses jamban sehat, selama ini warga masih melakukan BABS di kolam maupun kebun, setiap minggu kita pantau progress ODF di setiap desa, dan optimis November seluruh warga di Kecamatan Ambarawa sudah tidak BABS lagi,” ujar Ani.
Tati Zarsmi mewakili Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu menyampaikan jumlah rumah tangga yang masih BABS hingga bulan Agustus ini masih sekitar 3272. Jumlah rumah tangga yang masih OD di delapan pekon berdasarkan pantauan Team STBM yaitu Pekon Ambarawa masih 268, Pekon Ambarawa Barat 412, Pekon Ambarawa Timur 3, Pekon Jatiagung 176, Pekon Kresno Mulyo 979, Pekon Margodadi 360, Pekon Sumber Agung 294, Pekon dan Tanjung Anom 206.
“Dari delapan pekon yang ada di Kecamatan Ambarawa ada satu pekon yang siap ODF yaitu Pekon Ambarawa Timur tinggal tersisa 3 rumah tangga saja yang masih OD, yang paling tinggi angka rumah tangga yang masih BABS di Pekon Kresno Mulyo yaitu 979 rumah tangga,” Tati mengungkapkan.
Febrilia Ekawati Direktur Eksekutif dalam paparanya mengungkapkan angka BABS di Kecamatan Ambarwa masih cukup tinggi. Delapan Kecamatan di Kabupaten Pringsewu yang belum ODF Kecamatan Ambarawa menduduki peringkat ke dua tertinggi angka BABSnya yaitu 3272, setelah Kecamatan Gading Rejo yaitu 3556 rumah tangga.
“Tinggal tersisa empat bulan lagi untuk menyelesaikan persoalan ini, penyadaran kepada seluruh warga harus terus dilakukan, bukan hanya kepada bapak, ibu kepala rumah tangga, tetapi juga ke siswa sekolah di tingak SD hingga SMA, dan juga mahasiswa untuk turut serta diberikan penyadaran. Harapanya dengan begitu mereka bisa menyampaikan kepada orang tuanya bahwa memiliki fasilitas jamban sehat akan memberikan manfaat serta mengangkat derajat kesehatan keluarga,” tutur Febri.(Rilis)