Jejamo.com, Bandar Lampung – Era digital membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah cara untuk mendapatkan informasi. Jika dulu berita diperoleh dari membaca koran di pagi hari, maka kini akses informasi bisa dibuka kapan saja dengan bantuan gawai.
Kehadiran berbagai media sosial juga makin mempermudah dan menjadi jalan pintas warganet, sebutan bagi orang yang aktif menggunakan internet menurut KBBI, untuk memperoleh informasi. Tak sedikit media massa cetak yang sudah gulung tikar digeser kedigdayaan media informasi online. Beberapa lainnya berbenah mengikuti kemajuan zaman dengan berlomba menyediakan kanal informasi berbasis portal atau situs web.
Di tingkat bawah, penjual koran jalanan juga merasakan imbas era informasi digital. Dede Irawan (38), seorang penjual koran yang setiap hari mangkal di daerah Enggal Bandar Lampung, mengakuinya. Bertahun-tahun berjualan koran, Dede merasa saat ini minat para pembacanya jauh menurun.
“Pengaruh adanya media sosial sangat terasa. Dampaknya adalah penurunan pembeli dan pembaca koran karena kebanyakan orang sudah membaca berita. Sekarang cuma sebagian kecil saja yang mau membaca koran,” kata Dede saat ditemui beberapa waktu lalu.
Jika ada peristiwa besar, contohnya proses pemilihan kepala daerah serentak 2018, diakui Dede sedikit mengangkat oplah penjualannya. Sebagain besar peminat media massa cetak saat ini diakuinya dari kalangan lansia.
“Beberapa orang saja yang sengaja berhenti untuk beli koran. Selain itu pembacanya satpam, tukang ojek, dan tukang parkir di sekitaran Enggal,” imbuhnya.
Dede mendapat pasokan surat kabar dari beberapa agen. Dia menjualnya dengan harga sesuai tarif yang tetera. Saban hari penghasilan dari menjual koran tidak menentu. Makanya dia juga berjualan rokok untuk tambahan pemasukan.
Dede hanya bisa berharap media massa cetak kembali diminati dan nasibnya sebagai penjual koran membaik seperti dulu, saat era digital belum menggeser era analog.(*)
Laporan Anisa Trismawati, Kontributor Jejamo.com Pers Sukma Polinela