Jejamo.com, Bandar Lampung– Gerakan Arah Baru Institute Lampung menggelar diskusi bertajuk “Geopolitik Nasional, Dari Hulu ke Hilir” di Perut Bulat cafe, Jalan ZA Pagar Alam, Kedaton, Bandar Lampung, Sabtu, (27/4/2019).
Dosen FISIP Unila Darmawan Purba yang menjadi pembicara mengatakan, terkait dengan geopolitik Indonesia bicara tentang konsep bagaimana praktek politik dalam berbangsa dan bernegara ini didudukkan oleh konteks dan bagaimana rakyat bisa merawat suatu prinsip kebangasaan.
“Karena dalam konteks geopolitik ini menempatkan, bahwa arena kewilayahan merupakan batas-batas yang perlu dijaga.
Misalnya beberapa pakar memaknai ini suatu negara organisme dia akan bertumbuh dan berkembang dan besar,” ujarnya.
Lanjut Dermawan, artinya persaingan antara bangsa besar sekali dan tidak terhindarkan, bahkan penjajahan dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya itu akan terjadi.
“Tujuannya tentu kalau dilihat dari praktik berdomokrasi ada pasang surut dan konflik dan sebagainya. Jadi perlu memikirkan secara bersama ke arah sana,” paparnya.
“Karena tensi terbelah sangat rentan. Semantara banyak kekuatan asing yang mempunyai ketertarikan, kalau kita tidak bisa menjaga stabilitas politik nasional dan keutuhan bangsa tentu akan menjadi kelompok yang lemah,” lanjutnya.
Ia berharap ke depan bisa menjaga konsolidasi nasional dan mempersiapkan kompetisi dengan bangsa lain.
“Jadi kita harus membuka diri dan menjaga perbedaan dan merawat kebangsaan serta mempersiapkan SDM-nya,” ungkapnya.
Sementara itu, analis politik dunia Islam internasional, Tengku Zulkifli Usman mengungkapkan, tujuan utama GABI
ingin meluruskan kembali arah berbangsa dan beranggapan bahwa punya masalah misorientasi berbangsa politik.
“Di dalam politik kita sendiri ada oligarki yang masih kuat dan peadealisme masih kuat, tapi tata kelola negara yang masih belum kuat dan tata negara organisasi juga belum kuat,” kata dia.
Dia menambahkan, jadi kegiatan ini melurusakan trek yang sebenarnya potensi Indonesia ini besar, tapi masalahnya tidak ada sopir yang menyetir negara ini dengan baik.
“Dan SDM kita cukup tapi kita kurang di pengelolaannya tidak bersih dan tidak modern dan sebagainya. Jadi GABI ini melawan sistem politik rapuh bagaimana partai politik yang bisa diharapkan menjadi tulang punggung dan ujung tobak guna memperbaiki justru jadi masalah bangsa ini,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]