Jejamo.com, Lampung Selatan – Assyfa Naqia Rahmani, bayi usia 4,5 bulan penderita kegagalan fungsi saluran empedu alias atresia bilier, asal Desa Sidoasri Kecamatan Natar Lampung Selatan ini membutuhkan uluran tangan.
Pasien yang kini dirawat di Klinik Rawat Inap Mitra Anda, Rajabasa Bandar Lampung, kekurangan dana untuk biaya pengobatan yang cukup fantastis hingga Rp1,5 miliar.
Putri pasangan Purwadi (27)yang berprofesi sebagai Petani dan Lusi Andira(21) ibu rumah tangga ini, sudah empat bulan rawat jalan sejak dokter memvonisnya mengidap penyakit saluran empedu sejak usia satu bulan.
Dokter mengharuskan Asyfa Naqia Rahmani melakukan transplantasi (cangkok) hati. Namun karena biaya tidak mencukupi, hingga kini Assyfa masih belum mendapatkan tindakan dan masih dirawat di Klinik Mitra Anda.
Ia harus di rujuk Rumah Sakit di Jakarta untuk operasi. Salah satu orang tua Asyfa dipastikan akan menjadi donatur hati untuk anaknya. Perkiraan dari Rumah Sakit di Jakarta, Assyfa membutuhkan dana sekitar Rp1,5 miliar.
Biaya sebesar itu digunakan untuk proses penyembuhan mulai dari transplantasi, perawatan pasca transplantasi, dan pengobatan rutin yang masih mengharuskannya menjalani berbagai perawatan yang sebagian besar tidak dijamin dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Menurut Purwadi, Ia akan mengajukan berbagai bantuan ke dinas setempat hingga provinsi. “Saya akan mencoba meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten sampai provinsi dengan memberikan proposal pengajuan bantuan dan mudah-mudahan ada respon,” ucapnya.
Hingga kini, menurut dia, belum ada yang berpartisipasi dan menjenguk dari kalangan Pemerintah setempat khususnya Dinas Kesehatan. Untuk itu dia mengundang sejumlah awak media untuk menginformasikan ke seluruh masyarakat yang terketuk hati nya untuk membantu meringankan biaya berobat Assyfa.
“Saya berharap masyarakat bahkan pejabat pemerintah akan terketuk hati nya untuk membantu anak kami,” kata dia sambil menitikkan air mata. Purwadi juga menyebut kasus Assyfa pernah terjadi pada Bilqis penderita penyakit yang sama di Jakarta dan sempat heboh dengan gerakan koin untuk Bilqis yang menasional. Dia berharap Assyfa akan mendapatkan perhatian publik yang sama.
Purwadi juga merinci beberapa biaya pengobatan Assyfa, di antaranya biaya screening untuk memastikan kondisi hati Assyfa Rp 20 juta sekali screening. Menurut dia, berdasar pada informasi dokter, Assyfa membutuhkan empat tahap screening.
Pihak rumah sakit juga telah memperkirakan biaya transplantasi hingga pengobatan pasca operasi mencapai Rp 1,5 Miliar karena Assyfa adalah penderita dengan resipen hepatitis. Selain itu selama empat bulan tinggal di Klinik, orang tua Assyfa juga membutuhkan biaya hidup.
Bagi pembaca yang berniat membantu dapat melakukan transfer ke rekening ke Bank BNI 033 246 1 250 atas nama Fitria Ningsih. Atau menghubungi Fitria Ningsih di nomor 0821 5495 2666 dan Purwadi (ayah Assyfa) nomor 0857 8959 4020.(*)
Laporan Heri Fulistiawan, Wartawan Jejamo.com