Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Bakal Calon Gubernur Lampung Mustafa: Kita Butuh Buku dengan Konten Lokal Bermutu

Bakal calon gubernur Lampung Mustafa. | Jejamo.com
Bakal calon gubernur Lampung Mustafa. | Jejamo.com

Jejamo.com, Lampung Tengah – Bakal calon gubernur Lampung Mustafa berharap banyak lahir dan terbit buku berisi cerita berkonten Lampung yang berkualitas. Ketua DPW NasDem Lampung ini menilai, publik masih membutuhkan cerita-cerita soal konten Lampung yang sarat budaya dan tetap menghibur.

Mustafa mengatakan, pihaknya mendorong munculnya penulis yang bisa mengetengahkan konten lokal baik fiksi maupun reportase yang khas Lampung.

“Lampung ini kan kaya. Budayanya juga sarat dengan makna. Akan lebih bagus jika lebih banyak muncul buku yang berisi tema Lampung dengan narasi yang enak dibaca,” ujarnya menanggapi Hari Buku Sedunia, Minggu, 23/4/2017.

Bupati Lampung Tengah ini menuturkan, pada ranah fiksi, anak-anak juga membutuhkan cerita yang berkonten Lampung sehingga menjaga kearifan lokal.

Demikian pula dengan buku-buku berisi keindahan alam Lampung, khususnya wisata bahari. “Dengan buku, semua warga Indonesia bisa mengetahui bahwa Lampung sangat kaya dengan sumber daya alam. Baharinya yang bagus mesti dikampanyekan sehingga makin menarik minat pelancong dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Mustafa menambahkan, dalam konteks Hari Buku Sedunia, ia menginginkan ke depan ada banyak buku yang berkualitas yang lahir dari penulis Lampung. Untuk temanya sendiri, ujar dia, bisa berupa laporan perjalanan maupun fiksi yang edukatif.

Tanggal 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Dikutip dari web kumparan.com, Hubungan antara 23 April dan buku bermula dari acara perayaan La Diada de Sant Jordi alias Sant Jordi di Catalunya, Spanyol. Pada 23 April 1923, para pedagang buku di Catalunya mengadakan acara festival buku pada momen perayaan tahunan masyarakat Catalan tersebut.

Sebelum 1923, festival yang diadakan untuk memperingati hari kematian Saint George, santo pelindung dari Catalunya, pada 23 April tahun 303 itu hanya identik dengan pemberian mawar merah kepada teman-teman, anggota keluarga dan pasangan. Namun sejak 1923 Sant Jordi juga dikenal identik dengan pemberian buku dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan buku.

Ide mengadakan festival buku pada waktu yang bersamaan dengan tradisi La Diada de Sant Jordi (yang berarti Hari Saint George) –atau yang kini dikenal juga sebagai El Dia de la Rosa (Hari Mawar) maupun El Dia del Llibre (Hari Buku), berasal dari Vicente Clavel Andrés, penulis asal Valencia, untuk menghormati mendiang Miguel de Cervantes Saavedra yang meninggal pada tanggal dan bulan yang sama seperti Saint George, yakni 23 April dengan tahun yang berbeda. Beda waktu kematian Cervantes dan kematian Saint George adalah tepat 1.313 tahun.(*)

Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini