Jejamo.com, Bandar Lampung – Kuota atau paket data internet yang disediakan oleh provider telekomunikasi, saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat pengguna smarthphone di Indonesia dan khususnya di Bandar Lampung.
Bahkan menurut sebagian orang, kehabisan kuota internet bisa menyebabkan “mati gaya” karena tidak bisa terhubung dengan aplikasi sosial media yang biasa digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari seperti BBM, Whatsapp, Line, Facebook dan lainnya.
Kuota yang disediakan atau dijual oleh para penyedia provider internet melalui transaksi resmi, bervariasi mulai dari harga Rp10.000 untuk 200 megabyte data, hingga Rp45.000 untuk satu gigabyte data.
Namun saat ini, para pengguna smarthphone memiliki pilihan murah untuk mendapatkan paket data. Banyak counter penjual paket data, yang menyediakan kartu simcard yang telah dilengkapi dengan kuota internetan, dengan harga yang cukup murah.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp20.000 untuk satu giga, Rp30-35.000 ribu untuk 2 GB data dan seterusnya. Simcard plus kuota tersebut, tidak hanya tersedia dengan satu pilihan provider, namun pembeli bisa memilih simcard dari provider lain seperti 3, Axis, XL, Indosat Oredo, Telkomsel, dengan harga dan kualitasnya masing-masing.
Pengguna smarthphone tentunya memiliki kebebasan untuk memilih layanan internet yang disediakan provider telekomunikasi tersebut berdasarkan isi dompet dan kualitas layanan yang diberikan.
Sementara itu, dengan makin banyaknya pengguna smarthphone di Bandar Lampung, yang tentunya membutuhkan layanan data internet, bisnis jualan kuota ini, saat ini semakin menjamur di Bandar Lampung.
Bahkan diantara mereka berani banting harga untuk menjaring konsumen. Menurut pelaku bisnis ini, selisih seribu saja, pengguna smarthphone bisa berpaling.
Lalu siapa yang berani pasang harga paling murah dalam bisnis jualan kuota ini? Simak liputan khusus jejamo.com tentang Banting Harga Kuota Internetan di Bandar Lampung.(*)