Jejamo.com, Bandar Lampung – Sulitnya tes masuk untuk menjadi mahasiswa salah satu kampus kesehatan di Bandar Lampung, memberikan celah bagi para joki untuk mengambil keuntungan.
Meski kasat mata, keberadaan para joki tersebut eksis, karena banyaknya calon mahasiswa/mahasiswi, tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti tahapan tes demi diterima ke dalam jurusan yang mereka inginkan seperti keperawatan dan kebidanan. Mereka memilih menggunakan jasa joki agar dibantu lolos tes masuk dengan imbalan tertentu.
Jejamo.com, berhasil mewawancarai (L), mantan satu joki yang sejak tahun 2009 melayani para calon mahasiswa, yang ingin masuk ke salah satu kampus kesehatan di Bandar Lampung.
L memilih menjadi joki karena diajak oleh teman dan saudara kandungnya. Selain itu uang yang didapat juga sangat menggiurkan. Ia mendapat bagian 10 persen dari tarif yang ditetapkan untuk calon mahasiswa baru yang menggunakan jaringan joki tersebut. Setiap mahasiswa yang ingin menggunakan jasa kawanan joki ini, harus membayar Rp20 juta.
“Selama saya menjadi joki sudah 10 calon mahasiswa yang saya loloskan masuk menjadi mahasiswa salah satu kampus kesehatan di Bandar Lampung,” ungkap L kepada jejamo.com, Sabtu, 23/4/2016.
Menurut L, tindak perjokian di kampus kesehatan di Bandar Lampung tersebut sudah ada sejak tahun 2006 lalu. “Sejak saya menjadi mahasiswa sampai sekarang perjokian di kampus tersebut sudah ada. Perjokian itu sudah menjadi mata pencaharian mereka setiap tahunnya,” ujarnya.
Meski mendapatkan uang yang tidak sedikit dari profesinya menjadi joki, namun L lama-lama merasa pekerjaan tersebut bertentangan dengan hati nuraninya. “Saya kemudian saya memutuskan berhenti sebagai joki dan memulai hidup yang baru di luar Lampung,” ucapnya.(*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com