Jejamo.com, Kota Metro – Terkait banyaknya trotoar di Kota Metro yang mengalami kerusakan cukup parah, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Metro, Nurmanto Pribadi menjelaskan, bahwa pihaknya sudah pernah turun meninjau ke lokasi bersama dengan Bappeda. Namun, disebabkan adanya refocusing anggaran terkait Covid-19 menyebabkan perbaikan trotoar tersebut menjadi tertunda.
“Waktu itu, maunya Bappeda itu di APBD ini, cuma anggarannya sangat minim di anggaran perubahan ini, insyaallah nanti kita prioritaskan untuk Jalan Ki Hajar Dewantara dulu di 2022. Nanti akan dirapatkan kembali soal sumber dananya, apakah dari dana rutin atau dana kegiatan,” ujar Nurmanto kepada Jejamo.com saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Menurutnya, sejumlah trotoar yang rusak itu memang sudah menjadi sorotan Dinas PUTR Kota Metro. Dia berharap, ke depan, semua pematang jalan yang mengalami kerusakan itu akan dapat diperbaiki semua.
“Untuk trotoar yang lain, maunya kami sih kita perbaiki juga, tapi karena keterbatasan anggaran itu tadi, kemungkinan kita tunda realisasinya. Saya akui itu memang menjadi suatu pemandangan yang tidak enak dilihat.” Ucapnya.
Di tempat yang berbeda, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro, Yeri Noer Kartiko, menjelaskan peranan pihaknya terkait kondisi trotoar tersebut.
“Mengenai hal itu, DLH wewenangnya hanya sebatas menangani aspek kebersihannya saja. Sedangkan soal adanya rumput atau tanaman hama yang tumbuh di permukaan trotoar, atau adanya akar tanaman besar maupun tanaman liar yang tumbuh di dalam saluran drainase di bawah trotoar tersebut, saya rasa itu kaitannya dengan Dinas Pertamanan. Atau juga mungkin itu sudah merupakan bagian dari program perawatan Dinas PUTR,” jelas Yeri saat dikonfirmasi Jejamo.com di ruang kerjanya, Kamis, 2/12/2021.
Menurut Yeri, hampir di semua daerah di Indonesia, soal sampah itu memang menjadi masalah yang umum dialami. Dia mengira hal itu berkenaan dengan perilaku buruk anggota masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan.
Mengenai sampah, lanjutnya, tugas dari DLH adalah tentang bagaimana mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran drainase. Menjelaskan tentang urgensi dan dampak perilaku buruk tersebut. Dia mengaku, bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya edukasi menangani masalah itu.
“Sebagai upaya mengimplementasikan tanggung jawab, DLH sudah pernah menyediakan sejumlah jumlah tong sampah yang difungsikan sebagai fasilitas umum. Namun, itu dirasa kurang efektif. Faktanya, beberapa tong sampah tersebut malah hilang entah kemana, beberapa bahkan ditemukan dalam kondisi rusak. Jadi, saat ini kami menempuh upaya lainnya dengan mengimbau masyarakat agar mengumpulkan sampahnya ke dalam plastik, yang kemudian diletakkan di depan rumah atau di tempat tempat sampah di lingkungannya, untuk selanjutnya akan diambil dan dibuang oleh petugas DLH ke TPA (tempat pembuangan akhir),” jelasnya.
Selain itu, penumpukan sedimen atau endapan lumpur di dalam saluran drainase, Yeri memperkirakan hal itu menjadi penyebab meluapnya air di beberapa ruas jalan ketika hujan deras.(*)[Abid Bisara]