Minggu, November 10, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Barcelona Diundang Liga Prancis Jika Diusir Dari La Liga

Barca Catalonia
Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menawari Barcelona tiket berlaga di Liga Utama, Ligue 1. JIka mereka terusir dari La Liga | ISt

Berita Bola, Jejamo.com – Pemerintah Prancis melalui Perdana MenteriĀ  Manuel Valls menawari Barcelona tiket berlaga di Liga Utama, Ligue 1. Jika La Liga yang berbasis di Spanyol mengusir mereka dari liga tersebut.

 

Sebelumnya Presiden La Liga Javier Tebas pernah mengancam Barcelona FC jika Catalonia berdiri menjadi suatu negara baru. Hal ini berkaitan karena Barca berada di kota Catlonia.”Jika Catalonia merdeka, pertimbangkanlah Hukum Olahraga yang akan diterapkan di seluruh Spanyol. Barcelona tidak akan mendapat izin bermain,” katanya.

 

Majalah politik Prancis, Challenge, Seperti diberitaka Tempo.co menulis, tawaran itu merupakan bentuk dukungan politik terhadap kemerdekaan Catalonia. Valls mencontohkan, tim Monako dapat turut bermain di liga utama Prancis karena alasan politik. “Monako bermain di Ligue 1, kenapa Barcelona tidak?” katanya secara retoris.

 

Manuel Valls mengaku, penawaran ini merupakan aspirasi masyarakat Prancis. Selain itu, politikus 53 tahun ini merupakan penggemar berat Barca. “Saya pendukung bola, penggemar Barca. Barca mengalir dalam darah saya. Prancis tahu itu. Mereka meminta saya memasukkan Barca dalam unjuk rasa,” katanya.

 

Perdebatan tentang kemerdekaan Catalonia beberapa kali menghantui laga-laga yang dijalani Barcelona. Asosiasi Sepakbola Uni Eropa (UEFA) bahkan menjatuhkan denda sebesar 40 ribu euro atau RP 612 juta, setelah pendukung Baca mengibarkan bendera kemerdekaan Catalonia ketika menjamu Bayern Leverkusen pada September 2014.

 

Di lain sisi, para pendukung Barcelona, yang menolak kemerdekaan Catalonia, berang atas politisasi Barca. Bek Barca, Gerard Pique, mendapat serangan karena mengunggah fotonya merayakan Hari Nasional Catalonia. Gerard Pique sendiri tidak pernah secara terbuka menyatakan dukungan kemerdekaan.

 

Catalonia rencananya menggelar referendum kemerdekaan pada 9 November 2015. Padahal Pemerintah Spanyol menganggap pemungutan suara itu tidak sesuai dengan konstitusi.(*)

 

Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya

 

 

 

 

 

 

 

Populer Minggu Ini