Jejamo.com, Kota Metro – Kota Metro bersama empat kabupaten dan kota di Provinsi lampung kini dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan kain batik. Jenis batik yang dibuat adalah batik tulis dan batik cap.
Salah satu desa yang memproduksi adalah Tejosari, Kecematan Metro Timur. Ferry Handono lurah setempat mengatakan, produksi kain batik ini dapat menjadikan warga Kota Metro mendapat penghasilan yang lebih baik, jika terus dikembangkan.
Apalagi menurut Ferry, kebanyakan pengrajin batik saat ini adalah para ibu rumah tangga yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan keluarga masing-masing. “Semua pekerja pembuat batik adalah para ibu rumah tangga. Besar harapan bahwa produksi rumahan tersebut bisa terus dikembangkan, sehingga dapat menjadi pusat pemberdayaan ibu rumah tangga yang berpenghasilan tetap,” terang Ferry, Kamis, 3/3/2016.
Baca juga:Eksistensi Kain Batik Kota Metro Perlu Dukungan ASN
Kain batik Kota Metro, menurut Ferry kini telah memiliki sekitar 20 lebih motif, beberapa diantaranya yakni motif siger, perahu pago, bunga lado, bunga kopi, tapis lampung, tugu pena, bunga nusa indah, seriti, bunga matahari. Sementara untuk motif yang paling diminati adalah bunga tulip dan motif tugu pena.
Batik cap dan batik tulis Kota Metro ini telah menjadi Industri kreatif yang berjalan sejak tahun 2012 lalu. Beberapa daerah yang menjadi sentra adalah Kelurahan Tejosari serta Iringmulyo, Metro Timur. Industri tersebut mendapat binaan dari Disosnaker dan Dekranasda Kota Metro.
“Banyak harapan yang digantungkan pada produksi kain batik Kota Metro ini, baik dari sisi pengurangan pengangguran hingga meningkatkan perekonomian. Pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu menjaga kain batik Kota Metro agar terus diproduksi,” kata Ferry.(*)
Laporan Tyas Pambudi, wartawan jejamo.com